kievskiy.org

Peran Penting Olahraga, Herbal Bahan Alam, dan Nutrisi untuk Cegah Stunting

Ilustrasi pentingnya kolaborasi dan akurasi data untuk menurunkan angka stunting dan mencegah stunting baru
Ilustrasi pentingnya kolaborasi dan akurasi data untuk menurunkan angka stunting dan mencegah stunting baru /Antara/Umarul Faruq

PIKIRAN RAKYAT - Olahraga, bahan herbal alami, serta nutrisi yang seimbang bisa menjadi tindakan pencegahan anak stunting.

Hal tersebut mengemuka dalam pengukuhan Prof. Dr. dr. Siti Farida, M.Kes., Ph.D sebagai guru besar tetap bidang Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok, Sabtu, 27 Januari 2024. Dalam pengukuhannya, Prof. Siti Farida menyampaikan pidato berjudul “Peran Olahraga, Diet Seimbang, dan Pemberian Bahan Alam pada Kehamilan sebagai Upaya Preventif Risiko Stunting: Early life Programming”.

Ia menjelaskan, stunting tidak hanya berkaitan dengan masalah fisik berbadan pendek, tetapi juga terkait terhambatnya perkembangan intelektual, timbulnya penyakit-penyakit kronis, dan rendahnya produktivitas kerja yang tentu akan berpengaruh pada kualitas generasi penerus. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting adalah sebesar 30,8. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) RPJMN 2020-2024, yakni 14 persen.

Prof. Siti Farida mengatakan, terjadinya stunting berhubungan dengan pajanan lingkungan yang tidak sesuai pada masa perkembangan embrio dalam kandungan (early life programming) sampai masa laktasi pasca kelahiran. Pajanan lingkungan yang tidak sesuai tersebut disebabkan, antara lain asupan diet ibu yang kurang atau lingkungan sekitar janin yang mengalami stres oksidatif, konsumsi alkohol, merokok, kondisi psikologis, penyakit komorbid ibu (seperti obesitas, diabetes, dan penyakit tertentu) dan kurangnya aktivitas fisik selama kehamilan. "Semua ini berkontribusi pada probabilitas berkembangnya beberapa penyakit pada masa anak dan saat dewasa, seperti penyakit kardiovaskular, metabolik, dan endokrin ketika dewasa," ucapnya dalam keterangan tertulis Humas UI.

Lebih lanjut, saat masa kehamilan, ibu hamil disarankan berolahraga secara teratur, karena olahraga mampu meningkatkan zat antioksidan alami tubuh dan mencegah terjadinya keadaan stres oksidatif dalam masa kehamilan. Hal ini dapat memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin serta menurunkan risiko stunting dari anak yang dilahirkan.

Nutrisi ibu selama kehamilan maupun nutrisi anak pada masa laktasi juga sangat penting bagi pemrograman dan perkembangan anak kelak ketika dewasa. Oleh karena itu, penting untuk terus memberikan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi yang seimbang pada periode 1.000 hari awal kehidupan anak, yaitu mulai dari diet ibu yang seimbang dan memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan selama kehamilan maupun pada masa laktasi anak sampai usia 2 tahun.

Pemberian herbal bahan alam terutama yang tinggi kandungan vitamin dan zat besi, dapat diberikan sebagai pelengkap dalam bentuk sayuran, olahan makanan maupun ekstrak nanopartikel untuk memenuhi kebutuhan nutrisi 1.000 hari pertama kehidupan. Herbal bahan alam dipercaya mengandung senyawa fitokimia antioksidan yang dapat mencegah keadaan stress oksidatif di dalam tubuh.

Salah satu dari herbal bahan alam yang mulai banyak diteliti untuk mengatasi stunting adalah daun kelor. Daun kelor memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dibandingkan dari sumber nabati lain. Kandungan vitamin A daun kelor 10 kali lipat dibandingkan yang ada dalam wortel, 17 kali kalsium susu, setengah vitamin C jeruk, 25 kali zat besi bayam, 9 kali lipat protein yoghurt dan karotenoid yang jumlahnya lebih dari jeruk, wortel, dan melon.

Mengingat dampak stunting terhadap individu dan kehidupan generasi penerus bangsa, Prof. Siti Farida mengatakan bahwa penurunan risiko stunting harus secara komprehensif dilakukan terus menerus. "Dalam hal ini kita harus terus berupaya meningkatkan kualitas pola asuh, dukungan pemenuhan gizi yang seimbang melalui pemberian keanekaragaman makanan pada 1.000 hari pertama kehidupan mulai dalam kandungan sampai usia 2 tahun, edukasi perilaku hidup sehat bersih, stimulasi psikososial anak yang adekuat, pemantauan kesehatan dan kemudahan akses terhadap layanan kesehatan. Selain itu, calon ibu juga perlu didorong untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhannya termasuk ketika sedang hamil."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat