kievskiy.org

Indonesia Kecanduan Antibiotik, Kesehatan Terancam akibat Ketidaktahuan

Ilustrasi. Masyarakat harus paham bagaimana mengonsumsi antibiotik.
Ilustrasi. Masyarakat harus paham bagaimana mengonsumsi antibiotik. /Pixabay/Jarmoluk

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama menekan penjualan dan penggunaan antibiotik di Indonesia. Pasalnya, penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol, baik dalam jumlah maupun jenisnya, dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten atau memiliki kemampuan bertahan terhadap antibiotik tersebut.

Dalam setahun terakhir, IQVIA, perusahaan yang fokus memajukan industri teknologi informasi kesehatan dan penelitian klinis, mencatat penjualan antibiotik di Indonesia nilainya tembus lebih dari Rp10 Triliun. Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) Prof. apt. Rani Sauriasari, M.Med.Sci., Ph.D, peningkatan penjualan antibiotik dapat dimaklumi jika sebanding dengan peningkatan wabah penyakit infeksi yang membutuhkan antibiotik.

Ilustrasi bakteri.
Ilustrasi bakteri.

Namun, penjualan yang tidak wajar kemungkinan besar disebabkan oleh ketidakpahaman dan kelalaian pasien dan tenaga kesehatan yang berakibat pada penggunaan antibiotik dalam jumlah yang tidak rasional.

Apabila penggunaan antibiotik tidak tepat dan tidak terkendali, bakteri akan terus beradaptasi dan semakin kebal. Hal tersebut dapat membahayakan pasien. Soalnya, antibiotik yang seharusnya dapat menyembuhkan penyakit, menjadi tidak efektif.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menekan penjualan dan penggunaan antibiotik di Indonesia. Prof. Rani menilai perlunya analisis terhadap tempat diperolehnya antibiotik tersebut.

Apabila rumah sakit menjadi sumber belanja terbesar, pengendalian peresepan dokter harus sesuai dengan indikator rasionalitas peresepan antibiotik dengan diagnosis yang jelas dan berdasarkan pola penyakit yang ada. Di sisi lain, peran Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) dan apoteker di rumah sakit harus dioptimalkan.

Apabila sumber belanja terbesar berasal dari apotek, maka perlu dipastikan apakah penyerahan antibiotik dengan atau tanpa resep dokter. Apoteker sebagai perpanjangan tangan dokter memiliki peran penting dalam menilai kesesuaian peresepan, memberikan layanan informasi dan edukasi obat pada pasien, serta memantau efektivitas dan keamanan pasien.

Resistensi bakteri terhadap antibiotik

Prof. Rani menyampaikan, masyarakat harus sadar akan adanya ancaman resistensi bakteri terhadap antibiotik. Berdasarkan kajian World Health Organization (WHO), hingga 2014, angka kematian akibat resistensi antibiotik jumlahnya sekira 700.000 orang per tahun. Dengan cepatnya perkembangan dan penyebaran infeksi akibat mikroorganisme resisten, diperkirakan kematian akibat resistensi antimikroba lebih besar dibanding kematian akibat kanker pada 2050.

Sementara itu, penelitian untuk menemukan antibiotik baru selama lebih dari 60 tahun belum berhasil menemukan antibiotik yang dapat mengatasi bakteri multiresisten.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat