kievskiy.org

Ada Kekeliruan, Buku Panduan Sastra Masuk Kurikulum Ditarik dari Peredaran

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, dan novelis, Okky Madasari, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, dan novelis, Okky Madasari, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024. /Pikiran Rakyat/Muhammad Ashari

PIKIRAN RAKYAT - Buku panduan untuk program Sastra Masuk Kurikulum tengah ditarik dari peredaran untuk memperbaiki beberapa kekeliruan di dalamnya. Buku berjudul Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra itu sebelumnya mendapatkan kritik dari elemen masyarakat.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, mengakui terdapat beberapa kekeliruan dalam buku panduan Sastra Masuk Kurikulum. Pihaknya kini tengah memperbaiki kekeliruan tersebut dengan sebelumnya menarik dari peredaran buku panduan terhitung sejak 22 Mei 2024, dua hari setelah diterbitkan pertama kali.

"Harus kami akui bahwa ada hal-hal yang keliru dan perlu diperbaiki. Salah satunya termasuk dari para kurator yang menyampaikan surat kepada kami, memprotes mengenai buku panduan itu, memberi masukan, memberi kritik terhadap buku panduan itu," katanya, Jumat, 31 Mei 2024.

Beberapa kekeliruan itu, seperti ada sastrawan yang sebenarnya masih hidup, namun ditulis sudah meninggal. Selain itu, terdapat kekeliruan juga soal cara buku panduan itu melakukan ulasan, komentar, hingga disclaimer.

"Jadi tone-nya mungkin terlalu negatif dan tanpa konteks gitu ya, hanya memotong bagian-bagian tertentu yang sensitif, sehingga seolah-olah buku itu mempromosikan perundungan, mempromosikan kekerasan seksual, padahal sebaliknya," kata dia.

Menurutnya, yang saat ini dipandang seolah bernada negatif itu sebenarnya memberikan pesan yang baik, di mana terdapat upaya untuk mengkritik, mencegah hal negatif tersebut terjadi di masyarakat.

"Jadi raising awareness, bukan sebaliknya. Kalau hanya lihat potongan-potongan itu, seolah-olah ini konten apa, kok direkomendasikan. Kalau dibaca secara utuh, sebenarnya justru sebaliknya, tidak demikian," katanya.

Proses kurasi

Anindito juga menjelaskan proses kurasi karya-karya sastra untuk kepentingan program tersebut yang berlangsung dua tahap. Pada tahap pertama, tim kurator yang terdiri dari para sastrawan, guru dan akademisi, memberikan usulan mengenai karya sastra yang bisa dimasukkan ke dalam kurikulum untuk setiap jenjang sekolah.

Setelah ada usulan, kemudian masuk ke tahap selanjutnya, yakni ulasan oleh tim guru dari tiap jenjang sekolah. "Jadi, ini tim terpisah ya, tim terpisah yang terdiri dari para guru untuk mereview usulan karya sastra, hasil kerja para kurator tadi. Tim reviewer ini juga diminta untuk menyusun buku panduan karena tidak semua karya itu cocok untuk semua guru, semua murid, tidak setiap karya cocok untuk semua usia juga," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat