PIKIRAN RAKYAT – Facebook mengatakan bahwa pihaknya telah memblokir penyebaran klaim vaksin palsu, ketika upaya inokulasi untuk virus Covid-19 meningkat di seluruh dunia.
Dalam praktiknya, itu berarti jejaring sosial raksasa itu berencana untuk melarang sekelompok klaim palsu baru, selain berbagai klaim palsu tentang vaksin dan Covid-19 yang telah dilarang sebelumnya.
Di antara target baru Facebook, klaim termasuk bahwa vaksin tidak efektif atau beracun, berbahaya atau menyebabkan autisme, yang semuanya telah dibantah secara menyeluruh baik untuk vaksin virus Covid-19 maupun vaksin lainnya.
Baca Juga: Marah kepada Komika Ridwan Remin, Ruben Onsu Langsung Hubungi Indro Warkop
Platform tersebut telah melarang pengguna menyebarkan kabar kebohongan seperti masker tidak efektif, vaksin menyebabkan infertilitas, vaksin mengandung microchip pelacakan, dan vaksin sebenarnya tidak ada.
Ditambah sejumlah informasi salah berbahaya lainnya yang telah dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan pemerintah, sesuai dengan kebijakan yang mulai berlaku pada bulan Desember lalu.
Pada musim gugur 2020, perusahaan Facebook melarang iklan yang melarang vaksinasi, dengan pengecualian yang dibuat untuk iklan advokasi tentang kebijakan vaksin pemerintah, tetapi pada saat itu tidak melarang unggahan yang tidak dibayar oleh pengguna.
Baca Juga: PNS di Korsel Kedapatan Pasang Kamera Tersembunyi di Toilet Wanita, Mengaku Kesepian
Tetapi bahkan dengan berbagai kebijakan Facebook yang berkembang, ide-ide itu telah hidup dan menyebar dari grup pribadi ke halaman influencer Instagram yang menjajakan nasihat kesehatan kepada ibu baru
Tidak jelas apakah kebijakan Facebook yang baru diperluas akan lebih efektif daripada upaya sebelumnya untuk menekan Covid-19 dan misinformasi terkait vaksin, seperti Pikiran-Rakyat.com kutip dari AP News.