PIKIRAN RAKYAT – Pepatah ‘Tak lekang di panas, tak lapuk di hujan’ tampaknya cocok untuk menggambarkan perjuangan salah seorang guru honorer di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pengalaman tersebut dialami Imas Kustiani, seorang guru honorer K2 di SDN Wancimekar 1, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.
Meski telah berusia 53 tahun, semangatnya untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pun tidak surut.
Di tengah penyakit stroke yang dideritanya sejak 7 tahun terakhir, Imas Kustiani tetap semangat mengikuti seleksi PPPK tersebut.
Baca Juga: Pemotor yang Didorong Polantas Akhirnya Buka Suara, Rumah Didatangi Polisi hingga Ada Kesepakatan
Kisah perjuangannya pun dibagikan di media sosial, salah satunya melalui akun Instagram PGRI Kotabaru, Karawang, pada Kamis, 16 September 2021.
Sebelum masa pandemi Covid-19, sehari-hari Imas Kustiani mengajar untuk siswa kelas 3 SDN Wancimekar 1.
Setiap berangkat, dia diantar suaminya, Nana (54) dengan motor, atau menggunakan jasa ojek jika sang suami tidak bisa mengantar.
Dengan kondisi fisiknya yang menderita stroke, Imas Kustiani pun tidak merasa putus asa, apalagi berniat menghentikan profesinya sebagai seorang guru.