PIKIRAN RAKYAT - Peta yang ada di Google Maps mungkin bagi orang awam hanya menggambarkan wilayah-wilayah di seluruh dunia.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Ubergizmo, tampaknya Google mencoba fitur batas politik. Perubahan ini akan membuatnya berbeda tergantung pada siapa yang melihat peta dan dari mana melihatnya.
"Kami tetap netral pada masalah daerah dan perbatasan yang disengketakan, melakukan segala upaya untuk menampilkan sengketa secara objektif di peta, kami menggunakan garis batas warna abu-abu yang putus-putus.
Baca Juga: Tiga Warga Indonesia Terinfeksi Virus Corona
"Di negara-negara versi Google Maps, kami mengikuti undang-undang setempat saat menampilkan nama dan perbatasan," ujar Ethan Russel direktur manajemen produk untuk Google Maps.
Hal ini bukan pertama kali Google menyesuaikan peta karena perselisihan wilayah.
Pada satu contoh peta Crimea, semua orang melihatnya bukan milik Rusia atau Ukraina, akan tetapi di Rusia sendiri Crimea merupakan bagian wilayah dari Negeri Beruang Putih itu.
Baca Juga: Gadaikan Belasan Mobil Sewaan, 4 Pelaku Diringkus Polres Indramayu
Dengan adanya perubahan baru tersebut, sepertinya Google ingin memperluas cakupan peta wilayah yang disengketakan di berbagai negara di seluruh dunia.