PIKIRAN RAKYAT - Twitter mengirim permintaan maaf kepada klien bisnisnya untuk memberi tahu informasi pribadi kemungkinan telah disusupi karena disimpan dalam cache browser.
Informasi yang dimasukkan oleh pelanggan tersebut seperti alamat email, nomor telepon, alamat penagihan, dan empat digit terakhir kartu kredit yang ditemukan disimpan dalam cache browser pengguna.
Dalam email ke kliennya, Twitter mengatakan mungkin orang lain bisa mengakses informasi pribadi.
Baca Juga: Bebas Denda Hingga Gratis, Ini 7 Keringanan Bayar PBB di Kota Bandung
Twitter menyimpan data dalam browser web selama 30 hari, artinya siapa pun bisa mengakses komputer yang digunakan oleh mereka yang terkena dampak dapat memperoleh data penagihan.
Selain itu, malware apa pun di komputer dapat diakses ke dalam data pengguna.
Menurut Bleeping Computer, caching yang dikeluarkan telah diperbaiki pada 20 Mei lalu, tetapi Twitter membutuhkan waktu lebih dari sebulan untuk memberi tahu pengguna yang terkena dampak data pengguna kemungkinan disusupi.
Baca Juga: Uji Klinis Pertama di Luar Negeri, Tiongkok Tes Vaksin Covid-19 Terhadap Manusia di Uni Emirat Arab
Sebagai tindakan pencegahan, Twitter menyarankan pengguna bisnis untuk menghapus cache browser web mereka.