kievskiy.org

Grup Facebook dengan 1 Juta Anggota Diblokir Karena Mengkritik Raja Thailand

Facebook diangap mendukung pemerintahan yang otoriter setelah memblokir sebuah grup yang berisikan kritikan pada raja Thailand.*
Facebook diangap mendukung pemerintahan yang otoriter setelah memblokir sebuah grup yang berisikan kritikan pada raja Thailand.* /AFP AFP

PIKIRAN RAKYAT - Facebook memblokir akses grup dengan satu juta anggota yang mengkritik raja Thailand. Facebook mengatakan pihaknya merencanakan tantangan hukum terhadap permintaan pemerintah agar memblokir grup tersebut.

Langkah itu dilakukan di tengah protes yang hampir setiap hari dilakukan pemuda terhadap pemerintah yang dipimpin oleh mantan kepala junta militer dan seruan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk reformasi monarki.

Grup Facebook yang bernama Royalist Marketplace dibentuk pada April 2020 lalu oleh Pavin Chachavalpongpun, seorang akademisi dan kritikus monarki yang mengasingkan diri.

Baca Juga: Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa, Tolak Ratusan TKA Tiongkok hingga Desak DPRD Kepri Bentuk Tim Pansus 

Pada Senin, 23 Agustus 2020 malam, halaman grup menampilkan pesan 'Akses ke grup ini telah dibatasi di Thailand sesuai dengan permintaan hukum dari Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital'.

Pavin, yang saat ini tinggal di Jepang mengatakan Facebook tunduk pada tekanan pemerintah yang didominasi militer.

"Grup kami adalah bagian dari proses demokratisasi, ini adalah ruang untuk kebebasan berekspresi," kata Pavin, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Baca Juga: Kolaborasi Bareng BLACKPINK, Selena Gomez Ciptakan Es Krim Rasa Baru 

"Dengan melakukan ini, Facebook bekerja sama dengan rezim otoriter untuk menghalangi demokrasi dan menumbuhkan otoritarianisme di Thailand," tambahnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat