kievskiy.org

Bak Hacker Profesional, Siswa SMA Mampu Retas Server Sekolah dan Hentikan Kelas Online

 Ilustrasi hacker.
Ilustrasi hacker. /Pixabay/FotoArt-Treu Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Bak hacker profesional, seorang remaja SMA yang masih berusia 16 tahun, berhasil melakukan  peretasan dan menutup kelas online di Miami-Dade, Amerika Serikat.

Menurut para ahli, remaja SMA itu hanya menggunakan program sederhana dan mudah untuk membanjiri server distrik sekolah di Miami.

Remaja tersebut dituduh mengatur setidaknya 24 serangan siber, yang melumpuhkan kelas online di daerah itu selama 3 hari berturut-turut.

Baca Juga: Lagi Asyik Mancing, Warga Sumut Tak Sengaja Temukan Bom Diduga Sisa Perang Dunia II

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Miami Herald, Anggota Dewan Guru sekolah dan masyarakat umum awalnya ragu bahwa servernya terkena peretasan.

Mereka lebih berfokus pada pemeriksaaan My School Online, platform online baru di distrik yang dioperasikan oleh perusahaan teknologi pendidikan nirlaba, K12.

Pada Kamis, 3 September 2020,  pejabat setempat mengatakan remaja itu telah ditangkap pihak berwenang. Penangkapan remaja itu menimbulkan kekhawatiran  baru tentang keamanan siber di daerah tersebut.

Baca Juga: Jadi Calon Bupati Tasikmalaya Termuda, Cep Zamzam Optimistis Menang dari Jalur Independen

Para pakar keamanan memperingatkan bahwa pihak sekolah seharusnya mampu menahan serangan peretasan yang dilakukan remaja tersebut.

Siswa tersebut mengaku menggunakan alat yang disebut 'Low Orbit Ion Cannon (LOIC)'. Para ahli mengatakan ini adalah software yang mudah diunduh dan dapat digunakan untuk mengganggu situs web.

LOIC merupakan alat yang sama yang digunakan oleh kelompok peretas Anonymous satu dekade lalu untuk melumpuhkan perusahaan seperti MasterCard, Visa, dan PayPal.

Baca Juga: Manuver Transfer Barcelona Dimulai, Ini Deretan Pemain Incarannya, Ada Nama Memphis Depay

Program ini dirancang untuk membanjiri sistem, yang dikenal sebagai 'distributed denial of service attack' atau serangan DDoS, yang pada dasarnya menggunakan banyak komputer acak untuk membanjiri situs web dengan paket data.

"Ini seperti jika Anda memiliki restoran dan 1.000 orang muncul tanpa reservasi dan tidak memesan makanan," kata Barrett Lyon, CEO Netography, sebuah perusahaan keamanan siber.

Lyon mengatakan penggunaan software LOIC lawas setara di zaman modern dengan menyalakan alarm kebakaran sekolah.

Baca Juga: Berlaga di Ajang WSSP 600, Pembalap Indonesia Raih Prestasi Maksimal di Sirkuit Aragon Spanyol

Pakar keamanan siber mengatakan program LOIC tidak terlalu canggih.

“Ini adalah program point-and-click. Anda tidak harus memiliki tingkat kecanggihan yang tinggi untuk meluncurkannya, ”kata Mark Rasch, pakar keamanan siber dan mantan jaksa penuntut kejahatan siber federal AS.

Mark terkejut setelah mengetahui server distrik sekolah dapat diserang hanya dengan program LOIC.

Baca Juga: Beli Motor Honda PCX 150 Hybrid di Bulan September 2020, Dapatkan Cashback Hingga Rp 11 Juta

Menurutnya, program firewall jaringan komputer seharusnya dapat mendeteksinya.

“Sangat mudah untuk mencegahnya. Sekolah pasti sudah ketinggalan zaman dalam konfigurasi router mereka," kata dia.***

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat