PIKIRAN RAKYAT - Entah sampai kapan perseteruan di Partai Demokrat antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko akan berlangsung.
Hingga saat ini, masing-masing kubu tetap yakin jika kepengurusan yang telah terbentuk memiliki keabsahan seiring dengan AD/ART Partai Demokrat.
Di tengah kemelut Partai Demokrat yang semakin rumit ini, kedua kubu tanpa henti saling melemparkan tudingan, saling klaim, hingga saling melaporkan ke ranah hukum.
Sebelumnya, riak-riak kekisruhan bermula dari pemecatan beberapa kader senior Partai Demokrat oleh kubu AHY karena diduga terkait aksi kudeta partai yang melibatkan Moeldoko.
Baca Juga: Iran Siap Uji Coba Reaktor Nuklir Barunya, Akan Beroperasi Penuh Akhir Tahun Ini
Baca Juga: Survei: Pandemi Covid-19 Pengaruhi Durasi Tidur Warga Singapura
Situasi semakin memanas usai dugaan kudeta Partai Demokrat dari kepengurusan AHY terbukti seiring digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara.
KLB Demokrat yang dilaksanakan 5 Maret 2021 lalu turut menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) yang juga Mantan Panglima TNI Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tertuduh pelaku kudeta.
Meledaknya kisruh di internal partai bintang mercy hingga terjadinya KLB Demokrat diduga disebabkan berubahnya Partai Demokrat menjadi partai keluarga di bawah komando AHY.