kievskiy.org

Siap-siap, Program Chickenisasi Wali Kota Bandung Akan Sasar Tingkat Keluarga

Wali kota Bandung, Oded M Danial mengatakan bahwa pelaksanaan pembangunan Tamansari sudah melalui hasil diskusi dengan warga.dan telah mencapai kata sepakat.
Wali kota Bandung, Oded M Danial mengatakan bahwa pelaksanaan pembangunan Tamansari sudah melalui hasil diskusi dengan warga.dan telah mencapai kata sepakat. /Humas Kota Bandung

PIKIRAN RAKYAT - Pemberian ayam buras bagi pelajar laki-laki SD beserta SMP, atau chickenisasi -istilah dari Wali Kota Bandung Oded M Danial- berkemungkinan terus berlanjut. Pemerintah Kota Bandung berencana memperluas cakupan chickenisasi, menjangkau lingkungan keluarga, bukan hanya bagi pelajar.

Kelanjutan chickenisasi mendatang mengedepankan penguatan dalam aspek pemenuhan kebutuhan pangan keluarga secara mandiri.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, keluarga bakal menjadi sasaran pemberian anak ayam mendatang. Hal itu merupakan bagian langkah mendorong kemandirian pangan sampai tingkat keluarga.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Oded M Danial Gembira dengan Progres Chickenisasi‎

"Sebenarnya, mendorong kemandirian pangan sudah tertera dalam deretan maksud pelaksanaan awal chickenisasi, beriringan dengan pembelajaran (akademis), menanamkan sikap sayang terhadap binatang, melatih tanggung jawab, serta menyukseskan kurangi, pisahkan, manfaatkan (Kang Pisman)," ucap Gin Gin pada sela-sela monitoring chickenisasi di SMPN 54 Kota Bandung, Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Jumat 31 Januari 2020.

Pelaksanaan chickenisasi yang tengah berjalan, Gin Gin mengatakan, masih dalam tahap evaluasi. Pihaknya segera mengumpulkan para pelajar yang memelihara ayam untuk keperluan penilaian. Setelah penilaian, para pelajar tersebut beroleh keleluasaan atas ayam masing-masing.

Pihaknya membagikan 1.577 ekor kepada pelajar laki-laki pada 13 sekolah (tingkat SD, dan SMP) di Kecamatan Gedebage, dan Cibiru. Sejumlah 60 ekor di antaranya, dipelihara oleh guru. Terdapat pula ayam yang dipelihara di lingkungan sekolah, berjumlah 85 ekor.

Baca Juga: Jokowi Sebut Butuh 160 Tahun untuk Beri Sertifikat ke Seluruh Lahan di Indonesia

Sepanjang pelaksanaan chickenisasi, Gin Gin mengungkapkan, terdapat sejumlah ayam yang mati. Akan tetapi, jumlah ayam mati daripada keseluruhan di bawah 10%.

"Masih dalam ambang wajar. Ayam-ayam tersebut mati saat berusia di bawah satu bulan. Ada beberapa faktor penyebab ayam mati, di antaranya, kelalaian," ucap Gin Gin.

Gin Gin menyebutkan, muncul sejumlah permintaan dari pihak sekolah, dan aparatur kewilayahan agar beroleh kesempatan ikut menjalankan chickenisasi. Hal itu merupakan bagian pertimbangan atas rencana memperluas cakupan program.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat