kievskiy.org

Gaya Hidup Sedentary, Salahsatu Penyebab Meningkatnya Penderita Penyakit Ginjal Kronis

KEGIATAN Hari Ginjal Sedunia.*
KEGIATAN Hari Ginjal Sedunia.* /Novianti Nurulliah/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah orang dengan penyakit ginjal semakin hari semakin meningkat. Sepuluh persen penduduk dunia mengalami penyakit ginjal kronis. 499 dari 1 juta penduduk Indonesia menjalani cuci darah/ hemodialisis akibat PGK (penyakit ginjal kronis),

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr. Hasan Sadikin yang juga Ketua Indonesian Renal Registry, dr. Afiatin, Sp.PD-KGH menyampaikan, peningkatan jumlah orang dengan penyakit ginjal kronis ini, bisa diakibatkan salah satunya  karena gaya hidup sedentary (malas bergerak, aktivitas fisik rendah).

Data yang dirilis Indonesian Renal Registry 2018 menyebutkan, pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 yang menjalani cuci darah sebanyak 132.142 orang dengan penyebab terbanyak adalah 39% tekanan darah tinggi dan dari kencing manis 28%. 

Baca Juga: Jennifer Dunn Liburan ke Bali dan Melbourne Diajak Wawan, Kartu Kredit Pemberian Dipakai Belanja dan Nonton Konser

“Prevalensi penyakit ginjal meningkat tajam. Tahun 2018 di Indonesia terdapat 66.000 pasien baru. Jumlah orang yang sakit ginjal pada stadium 1 - 4 sejumlah 3,8 persen dari total penduduk Indonesia. Orang yang sudah pada stadium berat/stadium 5 membutuhkan cuci darah, dan ini biayanya sangat besar, tahun 2018 saja menghabiskan biaya sekitar Rp 3 trillun,”ujar Afiatin, Kamis, 12 Maret 2020. 

Faktor risiko penyakit ginjal yang terbanyak adalah hipertensi dan diabetes. Faktor risiko lain, diantaranya memiliki riwayat Penyakit Ginjal Kronis (PGK) di keluarga, memiliki berat badan berlebih/obesitas, kadar asam urat tinggi, adanya batu ginjal, pemakaian bahan yang berdampak pada ginjal, pemakaian obat-obatan tanpa pengawasan dokter, merokok, dan berusia 50 tahun.

"Bagaimana Mendeteksi Penyakit Ginjal Kronis? PGK pada fase awal seringkali tidak bergejala. Seseorang dapat mengalami kerusakan fungsi ginjal hingga 90% sebelum menunjukan gejala, " kata dia. 

Baca Juga: Komentar Pelatih Persib Robert Alberts Singgung Keinginan Bobotoh dan Target Kontra PSS

Dengan demikian deteksi dini sangat penting. Afiatin menjelaskan, untuk orang yang tidak memiliki risiko dapat mengecek ginjalnya 3-5 tahun sekali. Untuk yang memiliki risiko sebaiknya dicek 1 tahun sekali, sedangkan untuk pasien yang sudah stadium lanjut bisa 4 kali dalam satu tahun bahkan setiap bulan.

"PGK dapat dideteksi dengan pemeriksaan sederhana, meliputi pemeriksaan urin untuk memeriksa kadar protein urin dan pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kreatinin darah, " kata dia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat