kievskiy.org

Bimbang, Pesantren Masih Was-was untuk Kumpulkan Kembali Santri

PENERAPAN jarak sosial dan fisik di kalangan pesantren.*
PENERAPAN jarak sosial dan fisik di kalangan pesantren.* /DOK. HUMAS PEMKAB SUMEDANG

PIKIRAN RAKYAT - Pesantren masih merasa bimbang apabila ingin memulai kegiatannya lagi dengan penerapan protokol kesehatan. Hal itu disebabkan pesantren memiliki keterbatasan jumlah asrama maupun keterbatasan lainnya sehingga sulit menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Beberapa kalangan menyambut baik wacana new normal (adaptasi kebiasaan baru/AKB) bagi pesantren untuk memulai kembali proses belajar mengajarnya di tengah masih adanya ancaman pandemi virus Corona. Namun banyak hal yang harus diperhatikan," ujar Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kemenag Kabupaten Bandung, Asep Saepuloh, di ruang kerjanya, Sabtu 13 Juni 2020.

Lebih jauh Asep mengatakan, para santri sendiri juga sudah rindu untuk kembali ke pesantren dan bertemu dengan pengasuh, ustadz, teman-teman guna melanjutkan ngaji, sekolah dan lain-lain.

Baca Juga: Mal Mulai Dibuka 15 Juni, Kota Bandung masih Larang Bioskop dan Panti Pijat untuk Beroperasi

"Selain itu, orang tua santri yang sudah merasa khawatir jika anak-anak terlalu lama di rumah. Mereka jadi berubah tidak seperti santri lagi karena kebiasaan di rumah berbeda dengan kebiasaan di pondok," ujarnya.

Keluhan orang tua seperti santri lupa dengan kebiasaan mengaji dan kegiatannya sebatas menonton televisi maupun main gim. 

"Demikian pula para guru dan pengasuh di pesantren juga sudah merindukan para santrinya untuk kembali.

Baca Juga: Sebelumnya Butuh Waktu 2,5 Bulan, 100.000 Kasus Covid-19 India Kini Terjadi dalam 10 Hari Terakhir

"Namun, kami masih merasa was-was apakah pesantren benar-benar sudah siap untuk menerima kembali para santri yang selama ini telah dipulangkan ke rumah masing-masing demi menghindari Covid-19?" ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat