kievskiy.org

1.854 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Kota Cimahi, Mayoritas Tulang Punggung Keluarga

Ilustrasi. Petani di Cimahi menanam padi.*
Ilustrasi. Petani di Cimahi menanam padi.* /Pikiran-Rakyat.com/Ririn Nur Febriani

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 1.854 perempuan di Kota Cimahi tercatat sebagai perempuan rawan sosial ekonomi. Mereka mayoritas menjadi tulang punggung keluarga sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi Agustus Fajar, Minggu 28 Juni 2020.

"Jumlah perempuan rawan sosial ekonomi berdasarkan data terakhir itu ada 1.854 orang. Mereka mayoritas menjadi tulang punggung keluarga sehingga perlu mendapat perhatian," ujarnya.

Baca Juga: Berdasarkan Survei, Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya Mulai Landai

Kriteria perempuan rawan sosial diantaranya perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda yang tidak memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

"Ada sejumlah kriteria seorang perempuan masuk PRSE. Dari segi umur rentan usia 18 hingga 59 tahun. Kemudian istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan, menjadi tulang punggung keluarga hingga berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi kebutuhan hidup layak. Kalau perempuan itu pencari nafkah utama di keluarganya, berarti masuk rawan sosial ekonomi," jelas Agustus.

Dikatakannya, data perempuan rawan sosial ekonomi di Kota Cimahi itu didapat berdasarkan hasil pendataan dan assesment oleh para kader di lapangan. Sesuai tugas dan fungsinya, pihaknya juga akan melakukan intervensi hingga monitoring dan evaluasi.

Baca Juga: Melibatkan DUDI, Lulusan SMK Kini Lebih Mudah Dapat Pekerjaan

"Tugas kita melakukan pendataan, assesment, melakukan rencana intervensi, hingga monev (monitering evaluasi)," sebutnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat