kievskiy.org

Para Calon Perwira Terpapar Covid-19 di Secapa AD, Pengamat Intelijen Sebut Ada 'Warning'

Gerbang Secapa AD, Jalan Abdul Hamid, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, 10 Juli 2020.
Gerbang Secapa AD, Jalan Abdul Hamid, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, 10 Juli 2020. /Pikiran-rakyat.com/ADE BAYU INDRA

PIKIRAN RAKYAT – Secapa AD di Kota Bandung, Jawa Barat, menjadi klaster baru virus COVID-19 dengan sebanyak 1.262 siswa dan pengajar tertular virus corona.

Jika Secapa AD saja bisa menjadi klaster baru, potensi di sekolah-sekolah lain juga cukup tinggi.

Hal itu dinyatakan pengamat intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro, menanggapi kabar mengejutkan dari Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat tersebut.

Baca Juga: Tayang Malam Ini: Sinopsis No Escape Kisahkan Keluarga yang Terperangkap di Tengah Kudeta

Ia terang-terangan mengungkapkan pandangan adanya peringatan dalam fenomena ini.

 "Secapa AD yang punya kedisiplinan tinggi bisa jadi klaster baru, gimana dengan sekolah yang lain?" kata Simon, begitu ia disapa, Sabtu, 11 Juli 2020.

Oleh karena itu, Simon berharap sekolah-sekolah di bidang angkatan lainnya, seperti Secapa Sesko dan Sespimti, sebaiknya harus memperketat protokol kesehatannya.

Baca Juga: Indonesia Alami 1.608 Bencana Alam hingga 11 Juli 2020, 2.390.964 Warga Harus Mengungsi

Bahkan, kata dia, seharusnya diberlakukan secara daring saja seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya.

"Ini jelas warning, ya. Artinya, meski sekarang diberlakukan new normal, protokol kesehatan harus tetap diperhatikan," kata Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) itu.

Menurut Simon, para pimpinan harus melihat bahwa klaster baru Secapa AD harus menjadi pelajaran penting untuk mengantisipasi agar jangan sampai ada muncul klaster-klaster berikutnya karena inti normal baru adalah memulai dengan cara-cara yang baru, bukan dengan cara seperti semula.

Baca Juga: Tanggapi Penggunaan Face Shield, Yuri Sebut Masker Lebih Melindungi dari Droplet

"Inti new normal bahwa kita harus mulai cara-cara baru dalam berkehidupan, bukan menjadikan semuanya normal kembali. Artinya, new normal harus menjadi adaptasi kebiasaan baru," katanya menerangkan.

Untuk itu, para pimpinan harus memberikan contoh soal adaptasi kebiasaan baru tersebut, misalnya dengan menggelar sekolah daring sambil menunggu situasi COVID-19 kondusif.

"Para pimpinan harus memberikan contoh, termasuk sekolah daring perlu digelar sebagai solusi," katanya, seperti dilansir Antara.

Kalaupun harus digelar sekolah tatap muka, lanjut dia, harus ada protokol khusus, misalnya siswa dengan usia berapa di bawah 45 tahun tatap muka, sementara yang usia di atas 45 tahun melalui daring.

Baca Juga: Gelandang Persib Bandung Kim Jeffrey Kurniawan Jelaskan Arti Bobotoh Bagi Dirinya

"Faktor usia juga penting sebagai protokol khusus. Kalau sekolah yang usianya 45 ke atas, kegiatan fisiknya terbatas atau malah fokusnya klasikal, ya, sebaiknya daring saja," kata Simon menegaskan.

Selain pelaksanaan protokol kesehatan seperti pemakaian masker, hand sanitizer, dan menjaga jarak, dia memandang perlu monitoring ketat, termasuk melakukan tes cepat secara berkala.***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat