kievskiy.org

Soreang Kabupaten Bandung: Jejak Kereta Api dan Penambangan Emas

Pemandangan Stasiun Kereta Api Soreang pada Januari 1921.
Pemandangan Stasiun Kereta Api Soreang pada Januari 1921. /Tangkapan layar https://collectie.wereldculturen.nl Tangkapan layar https://collectie.wereldculturen.nl

PIKIRAN RAKYAT - Jalur kereta api pernah melintasi Soreang tempo dulu. Sepur wara wiri menempuh rute Bandung, Soreang hingga‎ Ciwidey saat itu. Soreang juga memiliki kekayaan alam berupa emas. "PR" menelurinya.

Kepala kerbau itu dikuburkan di Halte/Stasiun Soreang, Kabupaten Bandung sebagai bagian dari peresmian jalur kereta api baru Bandung-Soreang pada Februari 1921. Ribuan warga Soreang pun berdatangan memeriahkan pesta rakyat yang digelar dalam kegiatan itu.

Sementara para tamu dari kalangan para pejabat seperti dewan Staatsspoor, Wali Kota Bandung, Patih Bandung, Rasiden Priangan, dan Asisten Rasiden Bandung juga hadir.

Hari itu memang spesial karena akses Bandung-Soreang sudah bisa ditempuh menggunakan sepur. Peresmian dimulai dengan peluncuran kereta api yang dihias dari Halte Karees berpenumpang para tamu istimewa tersebut.

Baca Juga: Geger Suntik Mayat di Jawa Barat, Kisah Wabah Pes Tempo Dulu

"Pukul delapan lewat seperempat, kereta pesta yang dihias meninggalkan halte Karees. Sekitar jam (pukul) setengah sepuluh,  Soreang tercapai," tulis koran berbahasa Belanda, Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië, pada 14 Februari 1921.

De Locomotief, 15 Januari 1921 mewartakan rute jalur kereta itu. Rutenya yakni Karees, Buahbatu, Lengkong (Bojongsoang), Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Banjaran, Cangkuang, Citalitik, dan Soreang. Rencana pembukaan jalur itu juga telah muncul dalam pemberitaan Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië 1 Februari 1921‎.

"‎Jalur trem negara dari Bandoeng ke Soreang dan dari Rantjaekek ke Tandjoeng Sari akan dibuka secara meriah pada tanggal 12 tahun ini," tulisnya.

Setelah Bandung-Soreang tersambung, giliran jalur sepur Soreang-Ciwidey dibuat. Pengerjaan dan rencana pembukaan jalur itu diberitakan De Indische Courant, 13 Juni 1924.‎

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat