kievskiy.org

Geliat Ekosistem Toko Kelontong Curah dan Solusi Permasalahan Sampah Bandung

Suasana toko ramah lingkungan Madifa Less Waste, Jalan Kembar Tengah 25, Kelurahan Cigereleng, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Sabtu 28 Januari 2023. Ekosistem toko kelontong curah ramah lingkungan terus menggeliat dan berkembang di Kota Bandung serta menjadi solusi persoalan sampah.
Suasana toko ramah lingkungan Madifa Less Waste, Jalan Kembar Tengah 25, Kelurahan Cigereleng, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Sabtu 28 Januari 2023. Ekosistem toko kelontong curah ramah lingkungan terus menggeliat dan berkembang di Kota Bandung serta menjadi solusi persoalan sampah. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Persoalan yang membelit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti seperti tak ada habisnya. Antrean truk pengangkut, bau tak sedap, ceceran sampah di jalan, dan pencemaran lindi ke sungai menjadi permasalahan yang berulang di TPA yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut.

Padahal, salah satu solusi mengatasinya sudah berjalan di toko/warung kelontong curah yang menerapkan reuse dan refill itu. "PR" merekam geliat dan perkembangan ekosistem toko-toko tersebut di Kota Bandung.‎

Garasi rumah yang terletak di Jalan Kembar Tengah 25, Kelurahan Cigereleng, Kecamatan Regol, Kota Bandung tersebut "disulap" Gun Gun Saptari, 42 tahun, menjadi toko ramah lingkungan bernama Madifa Less Waste.

Berbeda dari toko pada umumnya, toko tersebut menawarkan konsep belanja dengan sistem refill atau isi ulang dan reuse atau penggunaan kembali kemasan produk. Pembeli cukup membawa wadah guna menampung produk yang dibelinya seperti sabun mandi, cuci, hingga minyak goreng.

Baca Juga: TPA Sarimukti Bandung Barat 'Ngadat', Antrean Truk Sampah Mengular

"Kami mendorong orang membawa kemasan sendiri," kata Gun Gun Saptari, pendiri dan pemilik Madifa saat ditemui di tokonya, Sabtu 28 Januari 2023.

Para pengunjung yang membeli kudapan ringan yang tersedia di stoples-stoples juga mesti menampungnya dengan wadah yang mereka bawa sendiri. Jika lupa atau tak membawa, toko tersebut sudah menyediakan wadah yang tinggal dibeli dan digunakan lagi saat berbelanja kembali.

Alhasil, tak ada sampah yang dihasilkan dari aktivitas jual beli itu. Urusan sedotan minuman juga menjadi perhatian Madifa dengan menjual produk yang sama namun bisa dipakai berulang-ulang.

"Termasuk pempers dan pembalut yang bisa dipakai berkali-kali," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat