kievskiy.org

Mahfud MD: KKB Pimpinan Egianus Kogoya Selalu 'Nantang' Tentara, tapi Sesudah Dicari, Dia Lari

KKB pimpinan Egianus Kogoya yang sandera pilot Susi Air diminta menyerah.
KKB pimpinan Egianus Kogoya yang sandera pilot Susi Air diminta menyerah. /Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya telah bertingkah sejak lama. Mereka kerap menantang TNI untuk datang, tetapi itu hanya gertakan semata.

"Ini yang yang menyandera orang asing (Pilot Susi Air) ini adalah Kogoya, Kogoya ini sejak bertahun-tahun lalu sebelum ada urusan Enembe, sebelum ada DOB, itu sudah memang memberontak dan sudah selalu mengomongkan nantang-nantang 'Ayo tentara datang, ke sini' tapi sesudah dicari itu lari gitu," katanya saat dialog dengan sejumlah tokoh di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa, 21 Februari 2023.

"Harusnya kalau nantang, muncul gitu," ucap Mahfud MD menambahkan.

Begitu juga terkait penyanderaan pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru, dia menuturkan bahwa KKB pimpinan Egianus Kogoya memberikan ancaman. Namun, Pemerintah tak goyah dengan apa yang disampaikan mereka.

Baca Juga: Egianus Kogoya Didesak Segera Serahkan Diri, Polisi Ancam bakal Kejar dan Tangkap si Pemimpin KKB

"Ini yang sekarang masalahnya yang disandera orang asing, dan begini, pokoknya sandera ini akan kami Lepas kalau Papua dilepas, itu ancamannya," ujar Mahfud MD.

"Saya katakan, loh kita sudah tahu tuh tempatnya di koordinat berapa, titik berapa, sudah kita kepung sekarang," tuturnya menambahkan.

Akan tetapi, TNI-Polri tidak bisa bertindak sesuai keinginan sendiri, karena yang disandera adalah orang asing. Apalagi, pemerintah Selandia Baru juga menitipkan pesan kepada Indonesia terkait proses penyelamatan warganya itu.

"Begitu kita bergerak, itu kan pemerintah Selandia baru datang ke sini 'kami mohon agar tidak ada tindakan kekerasan, karena itu warga kami, agar masalah ini tidak menjadi internasional, kita yang rugi Pak'. Oleh sebab itu, ya kita sekarang masih tangani, ditunggu aja mudah-mudahan ada penyelesaian," kata Mahfud MD.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat