kievskiy.org

Pedagang Pasar Banjaran Pasang Bendera Setengah Tiang, Tolak Revitalisasi

Bendera Merah Putih setengah tiang dipasang oleh para pedagang Pasar Banjaran di Kabupaten Bandung, Kamis, 8 Juni 2023.
Bendera Merah Putih setengah tiang dipasang oleh para pedagang Pasar Banjaran di Kabupaten Bandung, Kamis, 8 Juni 2023. /Pikiran Rakyat/Deni Armansyah

PIKIRAN RAKYAT - Para pedagang Pasar Banjaran di Kabupaten Bandung yang menolak revitalisasi pasar oleh pihak swasta terus mengalami intimidasi secara psikologis. Sebagai bentuk perjuangan dan solidaritas, para pedagang pun memasang bendera Merah Putih setengah tiang.

Ketua Kelompok Warga Pedagang (Kerwapa) Pasar Banjaran Eman Suherman menyebutkan, ada sekira 30 bendera setengah tiang yang dipasang oleh para pedagang. Pemasangan bendera itu dilakukan secara spontan pada pagar seng yang menutupi kios pedagang.

"Di tengah keperihatinan kami terhadap rencana revitalisasi pasar, ternyata dilakukan penutupan kios-kios oleh pagar seng. Sekalipun seng itu dipasang di tanah milik pemerintah, tapi tidak ada pemberitahuan kepada para pedagang terlebih dahulu," kata Eman pada Kamis, 8 Juni 2023.

Pemasangan pagar seng itu dilakukan oleh petugas Satpol PP tak lama setelah Bupati Bandung Dadang Supriatna mengunjungi Pasar Banjaran pada Senin, 5 Juni 2023. Dalam kunjungannya itu, Dadang pun tak membuka dialog soal revitalisasi dengan para pedagang.

Baca Juga: Pencabutan Izin Operasional PTS, Nizam: Bentuk Perlindungan kepada Masyarakat

Menurut Eman, pemasangan pagar seng itu membuat para pedagang merasa terintimidasi, karena takut kios/losnya dibongkar paksa oleh petugas. Padahal, pedagang merasa punya hak atas kiosnya, karena pedagang lah yang membangunnya sendiri seusai terjadi kebakaran.

"Pemasangan pagar itu membuat mental pedagang tergoncang. Banyak yang menangis, khawatir kiosnya dibongkar. Setiap malam, banyak pedagang yang ikutan ronda, berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu kios dibongkar paksa," katanya.

Kondisi tersebut, lanjut dia, membuat para pedagang semakin terjepit dalam mencari nafkah. Pedagang yang sudah lelah secara fisik dan mental dalam menolak revitalisasi Pasar Banjaran, akhirnya terpaksa merugi karena tidak bisa leluasa untuk berjualan.

"Kami seolah mendapatkan pukulan bertubi-tubi. Pedagang yang keberatan dengan revitalisasi dianggap membebankan pedagang yang menerima, ditambah banyak saingan dan sebagainya. Sementara untuk menerima pembangunan pasar, kami harus bayar mahal buat kiosnya," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat