PIKIRAN RAKYAT - Lima warga Kabupaten Bandung meninggal dunia setelah terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung terus menyosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), agar masyarakat terhindar dari DBD.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Riantini menyebutkan, pada semester pertama tahun ini ada sebanyak 364 kasus DBD, dengan kasus kematian berjumlah lima orang.
"Ini adalah data sementara, belum semua terlaporkan dari rumah sakit. Kami masih validasi lagi, kami mintakan data dari rumah sakit-rumah sakit. Jadi belum secara full terlaporkan, ini baru data yang masuk saja," kata Riantini di Soreang pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Dari data yang ada, dia menyebutkan, kasus DBD di Kabupaten Bandung mengalami peningkatan pada Mei 2023 dengan 134 kasus. Sampai Juni 2023, kasus kematian akibat DBD dilaporkan ada dua orang setiap bulannya.
Baca Juga: Mantan Camat Gajahmungkur Semarang Beri Sindiran Pedas Usai Dimutasi Wali Kota: Ita-itu Semprot
"Pada 2023 ini baru masuk data 364 kasus, sedangkan untuk tahun lalu sampai Juni itu ada 2.660 kasus. Kalau dibandingkan tahun lalu, jelas turun signifikan, tapi saya kira tidak mungkin kalau kasus DBD tahun ini hanya 12 persen dari jumlah kasus tahun lalu," katanya.
Kalau pun terjadi penurunan kasus DBD pada tahun ini, dia menilai, angkanya tidak akan sedrastis itu. Apalagi, beberapa rumah sakit yang belum melaporkan kasus DBD merupakan rumah sakit besar, seperti RS AMC, RSUD Majalaya, dan RSUD Oto Iskandar Dinata (Otista).
"Jadi kami masih rekonsiliasi data dengan rumah sakit-rumah sakit, terutama rumah sakit besar seperti Al Ihsan, AMC, Otista, dan Majalaya, yang pasiennya itu lumayan banyak. Kami sedang koordinasi dengan pemegang programnya," katanya.
Riantini mengatakan bahwa sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung masuk ke dalam daerah endemis yang setiap tahun terdapat kasus DBD. Daerah endemis itu adalah daerah yang memiliki banyak titik genangan air dan daerah yang memiliki banyak penduduk.