kievskiy.org

81 Siswa SD Islam Al Azhar Bandung Divaksin HPV, Cegah Kanker Serviks Sedini Mungkin

Suasana vaksinasi HPV di SD Islam Al Azhar, Bandung.
Suasana vaksinasi HPV di SD Islam Al Azhar, Bandung. /Pikiran Rakyat/Vebertina Manihuruk

PIKIRAN RAKYAT -  Celetukan-celetukan ramai terdengar di ruangan usaha kesehatan sekolah (UKS) di SD Islam Al Azhar, Jalan Palasari, Kota Bandung. "Bu, sakit gak bu?",
"Bu, boleh nangis gak?", "Ibu, mau sambil peluk ibu guruuu!", "Aduh, aduh, jangan dulu, tunggu dulu, mau tarik napas dulu".

Sebanyak 81 siswi tampak bersemangat sekaligus cemas mengikuti kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dari Puskesmas Cijagra Lama, Rabu, 6 September 2023. Para siswa yang mengikuti vaksinasi itu merupakan siswa perempuan kelas 5 yang mendapatkan vaksin HPV untuk mencegah infeksi human papillomavirus.

Infeksi HPV merupakan penyebab utama kanker serviks atau kanker leher rahim.
Meski mulanya ketakutan, para siswa itu tampak lega ketika jarum suntik sudah dicabut dari lengannya. Mereka justru kembali tertawa-tawa sambil menyemangati temannya yang belum disuntik dan masih ketakutan.

Seorang siswa, Ariana, mengaku awalnya ketakutan. Tetapi, ia akhirnya bisa melewatinya dengan baik. Ia pun menyatakan sudah mendapatkan izin dari orangtua untuk mengikuti vaksinasi HPV. "Malah disuruh mama. 'Iya sana ikut, wajib ikut. Mama dulu pernah disuntik.' Katanya mahal," ujarnya.

Baca Juga: Cak Imin Sering Jualan Nama Gus Dur di Agenda Politik, Alissa Wahid: Tidak Pernah Muncul Bersama Minoritas

Vaksinasi HPV melalui kegiatan BIAS memang sudah dicanangkan oleh pemerintah untuk untuk menjaga masa depan anak-anak perempuan Indonesia agar terhindar dari kanker serviks. Vaksinasi HPV itu utamanya diberikan kepada anak-anak perempuan kelas 5 SD/MI/sederajat atau anak usia 11 tahun (bagi yang tidak bersekolah).

Vaksinasi diberikan dalam 2 dosis dengan penyuntikan berselang 6-12 bulan. Menurut Nunik Yulianti, Penanggungjawab Imunisasi di UPTD Puskesmas Cijagra Lama, program vaksinasi HPV memang diintegrasikan dengan BIAS yang dilakukan puskesmas-puskesmas ke sekolah-sekolah di wilayah kerja.

Tim dari puskesmas lebih dulu melakukan skrining kesehatan seperti mengukur tinggi badan, berat badan, dan kondisi umum anak. Selanjutnya, vaksin HPV disuntikkan ke lengan kiri.

"Kita datang ke sekolah, tapi kalau ada siswa yang pelaksanaannya ditunda karena sakit atau alasan lain, siswa bisa menyusul pelaksanaan vaksinasinya di puskesmas. Gratis, tidak ada penarikan biaya," ucap Nunik.

Baca Juga: Pengacara Minta Majelis Hakim Tipikor Bebaskan Rafael Alun karena Kasusnya Kedaluwarsa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat