kievskiy.org

Hasil Lab Cimin Maut: Penyebab Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Bukan dari Bubuk Pedas

Seorang ibu tampak menunggui anaknya yang menjadi korban keracunan jajanan di sekolah berupa cimin di salah satu klinik di Saguling, Kabupaten Bandung Barat pekan lalu.
Seorang ibu tampak menunggui anaknya yang menjadi korban keracunan jajanan di sekolah berupa cimin di salah satu klinik di Saguling, Kabupaten Bandung Barat pekan lalu. /Pikiran Rakyat/Dewiyatini

PIKIRAN RAKYAT - Hasil pemeriksaan terhadap sampel dugaan keracunan cimin di SDN Jati 3 Saguling Kabupaten Bandung Barat telah keluar. Sebelumnya diduga anak-anak keracunan karena perasa pedas yang ditaburkan di atas cimin.

“Dari hasil laboratorium, menggambarkan adanya kuman bakteri Bacillus cereus yang terdapat dalam bahan baku tepung terigu dan tepung singkong,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. Rochady sebagaimana dilaporkan pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Sebanyak 35 orang peserta didik di SDN Jati 3 di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan makanan, diduga dari jajanan sekolah pada Selasa, 26 September 2023 hingga Kamis, 28 September 2023 dini hari. Bahkan satu orang peserta didik meninggal dunia ketika dirawat intensif di rumah sakit. Gejala dirasakan pada malam harinya berupa demam, pusing, mual, muntah, hingga diare. Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan pengakuan peserta didik, mereka mengonsumsi jajanan di sekolah berupa cimin pada jam istirahat.

Meskipun telah keluar hasilnya, tindakan selanjutnya berada dalam kewenangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. Rochady mengatakan terus berkoordinasi dengan Dinkes Bandung Barat karena secara teknis yang berwenang di wilayah tersebut.

Baca Juga: Keracunan di SDN Jati 3 Saguling Bandung Barat, Uji Lab Cimin Maut Keluar Pekan Ini

“Harapannya, bisa meningkatkan peran usaha kesehatan sekolah. Selain itu sosialisasi kepada orang tua murid dan pedagang jajanan di sekitar sekolah sehingga dapat menyiapkan makanan atau jajanan yang bersih, aman, sehat, dan bergizi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Raden Vini Adiani Dewi mengatakan, dengan adanya kejadian keracunan pihaknya segera menggelar rapat koordinasi dan evaluasi dengan kota kabupaten terkait keselamatan, pengolahan dan pengawasan makanan.

"Di sana kami akan kuatkan peran UKS dan pengolahan makanan. Kemudian ke PIRT kita akan giatkan kembali baik ke pengolahan makanan yang terdaftar maupun tidak," ujarnya.

Vini pun kembali menegaskan perlunya penguatan UKS di sekolah dengan adanya kantin sehat. "Penguatan UKS perlu digalakan, karena kan sekolah ini ribuan jangan sampai ada masalah seperti kemarin semua jadi ramai. Makanya peran penguatan UKS agar setiap sekolah dikuatkan kembali harusnya ada kantin sehat," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat