kievskiy.org

Dua Sekolah Swasta di KBB Ajukan KBM Tatap Muka, Kepastian Keputusan di Tangan Satgas Covid-19

Ilustrasi belajar di sekolah saat pandemi.
Ilustrasi belajar di sekolah saat pandemi. /Pikiran-Rakyat.com/Ahmad Rayadie

PIKIRAN RAKYAT - Dua sekolah swasta di Kabupaten Bandung Barat mengajukan diri untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Dinas Pendidikan setempat melakukan pengecekan kesiapan kurikulum dan kapasitas siswa di kedua sekolah tersebut.

Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan KBB Dadang Saparadan mengatakan, kedua sekolah tersebut adalah SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang dan Bandung Alliance Interculture School (BAIS). Keduanya sudah mengajukan permohonan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung Barat.

“Kami lakukan pengecekan kesiapan dari kurikulum pembelajaran hingga kapasitas siswa yang mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan penerapan protokol kesehatannya sudah diperiksa Dinas Kesehatan,” kata Dadan, Rabu 9 September 2020.

Baca Juga: Klaster Keluarga Dominasi Kasus Covid-19 di Bekasi, Diduga akibat Ventilasi Buruk saat Isolasi OTG

Dia menuturkan, persyaratan mutlak yang harus dikantongi kedua sekolah swasta tersebut adalah surat pernyataan dari orang tua siswa. Kemudian, guru yang berusia di atas 50 tahun tidak diperkenankan untuk diikutsertakan dalam pembelajaran tatap muka.

Namun untuk persetujuan rekomendasi pembukaan sekolahnya, lanjut Dadang, hal itu menjadi kewenangan dari Satgas Penanganan Covid-19. Tentunya, Satgas akan melihat pertimbangan hasil pengecekan dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.

Sementara itu, Kepala SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang, Aris Firmansyah menjelaskan, rencana pembelajaran secara tatap muka di sekolahnya didasari oleh tujuan pendidikan, di mana pihaknya ingin menanamkan pendidikan karakter terhadap para siswanya.

Baca Juga: Kalimat Alquran dan Lambang Negara Dirubah, Anggota Paguyuban Tunggal Rahayu Mulai 'Berguguran'

“Pendidikan karakter itu sulit didapatkan jika hanya mengandalkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Kedua, dorongan orang tua. Bagi orang tua yang sudah merasa keteteran dengan PJJ, minta sekolah memberikan pelajaran tatap muka," kata Aris.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat