kievskiy.org

Banyak Perlintasan Kereta Tak Berpalang di Bandung Barat, Nyawa Pengendara Bergantung ke Teriakan Warga

Warga memberikan tanda kepada pengendara motor menghentikan laju kendaraannya karena kereta apu akan melintasi di perlintasan jalur sepur tak berpalang di kawasan Kampung Cimenteng, Desa Ciharashas, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Senin (8/1/2024).
Warga memberikan tanda kepada pengendara motor menghentikan laju kendaraannya karena kereta apu akan melintasi di perlintasan jalur sepur tak berpalang di kawasan Kampung Cimenteng, Desa Ciharashas, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Senin (8/1/2024). /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Kecelakaan yang melibatkan kereta api mulai kerap terjadi belakangan ini. Selain tabrakan antarkereta di Cicalengka, publik juga dibuat terhenyak oleh peristiwa tabrakan kereta feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan mobil yang makan korban jiwa di kawasan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), beberapa waktu lalu. Ada sejumlah perlintasan kereta api tak berpalang di Bandung Barat, Pikiran Rakyat menelusurinya pada Senin, 8 Januari 2024.

Seorang pengendara motor melaju mendekati perlintasan tak berpalang di Kampung Cimenteng, RT 1 RW 15, Desa Ciharashas, Kecamatan Cipeundeuy, KBB pada Senin, 9 Januari 2024 siang.

Deru suara sepur dari arah Jakarta lamat-lamat mulai terdengar. Sang pengendara pun mulai menahan laju kendaraannya. Dimin, 58 tahun, warga Cimenteng, segera berseru memberi aba-aba.

"Jauh keneh (Kereta masih jauh)," katanya. Pengendara itu segera melintas jalur rel tersebut. Demikianlah salah satu cara komunikasi yang dilakukan warga di jalur sepur tak berpalang itu.

Dimin yang tinggal di dekat lokasi tersebut masih menyempatkan diri memberitahu warga yang melintas apabila ada kereta yang akan lewat. "Sok ngawartosan ngajorowok (Saya suka memberitahu dengan berteriak)," ujarnya kepada di lokasi perlintasan jalur kereta api Bandung-Jakarta itu.

Selain mengandalkan informasi dari warga yang bermukim di kawasan tersebut, para pelintas juga mesti bergantung kepada dirinya. Umpamanya, sebelum lewat rel, mereka menghentikan dulu laju kendaraannya dan menajamkan pendengaran.

Jika suara kereta terdengar, mereka harus berhenti guna membiarkan sepur lewat terlebih dulu. Dimin menuturkan, suara deru kereta memang bisa terdengar meskipun jaraknya terbilang jauh. Walau begitu, kecelakaan sempat terjadi di lokasi tersebut bertahun-tahun lalu.

Saat itu, nasib nahas dialami pengendara motor asal Cianjur yang tengah berjualan jaket dan melintas di sana. Motornya tiba-tiba mogok di tengah jalur kereta.

Maut pun menjemput sang pengendara tersebut setelah tertabrak kereta. Akibat peristiwa itu, area perlintasan di luar jalur rel dipasangi beberapa batang besi.‎ Dimin menilai, perlunya dibuat pos untuk menjaga perlintasan secara bergiliran demi keselamatan warga. Kendati perlintasan tersebut hanya bisa dilewati motor, akses itu dipakai warga kala pergi ke kota atau mencari rumput dan aktivitas lainnya.

Perlintasan tak berpalang di jalur sepur Bandung-Jakarta lain juga didapati di Kampung Cinangka, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, KBB. Sebagaimana di Cimenteng, para pelintas djuga mengandalkan informasi warga yang bermukim tak jauh dari perlintasan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat