/photo/2024/02/02/333538457.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Penuhnya zona 1 TPA Sarimukti membuat Pemkot Cimahi mengoptimalkan pengelolaan sampah di wilayahnya. Dengan sisa kuota ritase, pengangkutan sampah diprioritaskan untuk sampah anorganik dan residu yang tidak terkelola.
Hal itu diungkapkan Pj Wali Kota Cimahi Dicky Saromi, Jumat, 2 Februari 2024. "Untuk kuota ritase sampah Cimahi masih ada, masih ada pengiriman tapi ada prioritas," ujarnya, ditemui di sela-sela penyaluran bantuan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di Kelurahan Melong, Jalan Melong, Kota Cimahi.
Dicky mengatakan, sejak diberlakukan pelarangan pengangkutan sampah organik ke TPA Sarimukti, pihaknya meningkatkan pengelolaan sampah di wilayah.
"Hal ini sudah beberapa kali distrategikan. Sampah organik kita olah, sampah anorganik dipilah yang bernilai masih bisa dimanfaatkan dan sisanya bisa diangkut. Makanya pengangkutan sampah dari masyarakat jadi berkurang," ucapnya.
Dicky menyatakan, Kota Cimahi tetap fokus pada gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (Ompimpah) yang bergandengan dengan aktivasi Bank Sampah Unit (BSU). Hal itu untuk menampung sampah anorganik yang bernilai ekonomi.
"Sebab, ketika sudah dipilah, maka harus ada penampungannya. Sehingga pengelolaan bisa dibilang sukses," ujarnya.
Pihaknya turut melakukan pelatihan komposting secara kontinu kepada masyarakat untuk mengelola sampah organik. Sedangkan sampah yang bernilai rendah (low value) masih bisa ditangani di TPS Terpadu di wilayah masing-masing.
"Termasuk, nanti pengolahan sampah di TPST Santiong dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) akan beroperasi kira-kira Mei 2024," ucapnya. Menurut dia, kebijakan tersebut optimis dapat mengurangi timbulan sampah Kota Cimahi.
"Kita kan targetnya zero TPA, agar Kota Cimahi tak terlalu bergantung pada TPA mulai 2025 maka dijajaki dari sekarang untuk optimalisasi pengelolaannya. Semoga langkah ini berhasil ya jadi masyarakat pun meningkat kesadarannya untuk sama-sama mengelola sampah demi kepentingan bersama," tuturnya.