kievskiy.org

Puluhan Warga Jadi Korban Penipuan Pembelian Rumah Murah di Banjaran Bandung, Pelaku Masih Bebas Meski DPO

Kuasa hukum para korban penipuan perumahan di Rancatungku Lestari, di Desa Rancatungku, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung berfoto bersama di rumah makan di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung pada Minggu, 4 Februari 2024.
Kuasa hukum para korban penipuan perumahan di Rancatungku Lestari, di Desa Rancatungku, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung berfoto bersama di rumah makan di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung pada Minggu, 4 Februari 2024. /Pikiran Rakyat/Mochamad Iqbal Maulud

PIKIRAN RAKYAT - Puluhan warga menjadi korban penipuan pembelian rumah di sebuah perumahan yang ada di Banjaran, Kabupaten Bandung. Bahkan meski sudah tinggal di rumah yang sudah merasa dibeli, ada pula yang diusir paksa oleh pemilik tanah.

Mirisnya lagi meski sang penipu yang merupakan ayah dan anak telah menjadi tersangka, dan masuk daftar pencarian orang. Hanya saja hingga kini keduanya masih bebas berkeliaran.

"Mulanya sih saya sedang mencari rumah, lewat facebook market, lalu saya menemukan perumahan dengan harga murah. Saya tidak curiga karena di Ujungberung pun ada rumah dengan harga puluhan juta, nah ini di Banjaran juga ada," kata salah satu korban, Santi Sofyanti (38) saat diwawancarai di Rumah Makan Penyileukan di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung pada Minggu, 4 Februari 2024.

Menurut Santi dia tertarik membeli rumah kavling berukuran 21x25 meter persegi seharga Rp50 juta di Perumahan Rancatungku Lestari yang ada di Kabupaten Bandung. Dia membeli pada Mei tahun 2022. Saat itu dia membayar secara bertahap hingga Rp40 juta.

Baca Juga: Banyak Pebalap Cedera, Dorna Minta Tim MotoGP Siapkan Pebalap Cadangan

"Saya survei sudah ada rumah ditempati bukan datang kondisi tanah kosong. Jadi percaya sama developer," ucapnya.

Santi juga mengatakan pengembang menjanjikan pembangunan rumah selesai tiga bulan ke depan. Namun, pada Oktober tahun 2022 pembangunan berhenti dengan alasan pengembang banyak konsumen belum melunasi pembayaran. 

"Padahal dicek satu per satu konsumen sudah masuk uang Rp 90 persen. Tidak ada progres sama sekali bahkan pemilik tanah membuat plang gara-gara tanah belum dibayar pengembang," kata dia.

Baca Juga: Anies Sebut Negara Harus Mencintai Seluruh Rakyatnya: Negara Tak Berdagang dan Pelit dengan Rakyat

Santi mengaku kaget dengan itu sebab pengembang pertama kali menawarkan rumah kavling memperlihatkan sertifikat tanah. Diketahui bahwa sertifikat tanah tersebut palsu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat