/photo/2023/11/16/183876328.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat meningkat tajam. Hingga 19 Maret 2024, tercatat ada 1.040 kasus dengan 9 kasus kematian.
Angka ini naik dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu jumlah kasus kita 1.322 kasus selama 1 tahun, sedangkan sekarang sampai pertengahan bulan Maret, kasus sudah mencapai 1.040 kasus di KBB.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasihan mengatakan bahwa dengan insidens Rate (IR) 61 kasus/100.000 penduduk artinya dari 100.000 penduduk terdapat 61 kasus DBD.
“Sedangkan dengan Case Fatality Rate (CFR) 0.77% artinya dari seluruh penduduk kbb ada sekitar 0.77% di antaranya meninggal karena DBD,” ujar Nurul pada Selasa 19 Maret 2024.
Faktor penyebab
Nurul menuturkan saat ini tiga kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak antara lain Cililin (165 kasus), Lembang (152 kasus), dan Cipongkor (98 kasus). Lembang dan Cililin biasanya berada di peringkat 4 atau 5.
“Iya di awal tahun Lembang sempat peringkat ke 3 di bawah Kecamatan Cililin dan Cipongkor,” ucapnya.
Nurul menjelaskan tingginya kasus DBD di Lembang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk cuaca yang mendukung perkembangan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD, sanitasi yang kurang baik, serta tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan menghindari tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Upaya pencegahan dan pengendalian yang kurang efektif juga dapat berkontribusi pada peningkatan kasus DBD di suatu wilayah,” ujarnya.
Upaya pencegahan
Sebagai upaya pencegahan, kata Nurul, sudah dilakukan fogging 30 kali dengan sumber dana dari APBD.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Rochady Hendra Setia Wibawa mengungkapkan, selama tiga bulan sejak Januari hingga Maret ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jabar tembus 10 ribu korban. Dari 10 ribuan kasus tersebut kata Rochady, 95 orang di antaranya meninggal dunia akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.