kievskiy.org

Cerita Indonesia Tolak Timnas Israel Tahun 1958 demi Diplomasi Irian Barat di PBB

Maskot Piala Dunia U20 2023 Indonesia, ajang yang gagal digelar.
Maskot Piala Dunia U20 2023 Indonesia, ajang yang gagal digelar. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 setelah ramai penolakan terhadap keikutsertaan Israel dalam turnamen sepak bola tersebut. Polemik itu bukanlah hal baru. Indonesia sempat pula menolak bertanding melawan Israel dalam laga tandang dan kandang di negara masing-masing pada penyisihan Piala Dunia 1958. Persoalan politik terkait menjaga dukungan negara-negara Arab dalam persoalan Irian Barat menjadi alasannya.

Sedianya, Timnas Indonesia melakoni pertandingan kandang dan tandang menghadapi Israel dalam penyisihan Piala Dunia 1958. Namun, kabinet pemerintahan saat itu menolak laga melawan Israel. "Hampir semua menteri telah menyetujui proposal untuk membatalkan pertandingan kandang dan tandang melawan Israel," tulis koran berbahasa Belanda, Algemeen Indisch Dagblad:De Preangerbode, 29 Juli 1957.

Sebagai gantinya, PSSI telah meminta FIFA agar kedua pertandingan itu digelar di tempat netral, di luar wilayah Indonesia dan Israel. Namun, Timnas Israel menyatakan ketidaksiapaanya bertanding di negara netral.

Situasi tersebut nyaris mirip dengan kondisi saat ini ketika Ketua Umum PSSI Erick Thohir melobi FIFA di Doha, Qatar, agar penyelenggaraan Piala Dunia tetap berlangsung di Indonesia. Upaya agar pertandingan masih berlangsung di negara netral melalui lobi juga dilakukan PSSI tempo dulu terkait laga Indonesia dan Israel. 

Baca Juga: Anak Petinggi Polri yang Tabrak Pelajar di Jaksel Ternyata Anak Artis Ira Riswana dan Karo Ops Polda NTB

Algemeen Indisch Dagblad:De Preangerbode, 10 September 1957 umpamanya, mewartakan Wakil Presiden PSSI Kosasih Purwanegara yang datang ke Eropa dan mengajukan proposal agar pertandingan masih bisa berlangsung di luar kedua negara. Beberapa opsi yang ditawarkan adalah pertandingan digelar di Hongkong, Singapura, Roma, Beograd atau negara netral lain yang dapat diterima Israel. Sementara usulan pertandingan awal berlangsung pada Minggu 6 Oktober dan pertandingan balasan pada Rabu 9 Oktober. "Jika pertandingan ketiga harus dimainkan, PSSI telah mengusulkannya. untuk diadakan pada hari Minggu, 13 Oktober," tulis koran tersebut.

PSSI bahkan bersedia membayar biaya Timnas Israel agar mau melakoni laga sesuai usulannya. Hal itu dilakukan apabila pendapatan dari pertandingan tidak menutupi biaya yang dikeluarkan Israel. "Keuntungan dibagi rata," tulisnya. Terkait soal wasit, PSSI menilai laga tersebut lebih baik dipimpin pengadil lapangan dari Italia dan ada pula dari pihal lokal yang diakui FIFA.

"Usulan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ini tertuang dalam surat yang ditandatangani Bapak Kosasih Purwanegara atas nama Pengurus Pusat PSSI, tertanggal Jumat lalu." Surat tersebut telah dikirim ke markas FIFA di Zurich Swiss. ‎PSSI meminta mediasi FIFA guna meneruskan proposalnya ke asosiasi sepak bola Israel. Di sisi lain, PSSI meminta pula Komite Eksekutif Piala Dunia FIFA mencari jalan keluar lain agar pertandingan Indonesia-Israel masih bisa berlangsung. Namun, Israel tetap bersikukuh agar pertandingan tetap berlangsung di kandangnya sendiri.

FIFA pun telah menetapkan tenggat waktu 20 September untuk mencapai penyelesainnya persoalan tersebut. Jika usulan atau proposal Indonesia tetap ditolak, pertandingan itu dipastikan batal. Imbasnya, Indonesia harus membayar denda kepada FIFA senilai USD 1.500 sebagaimana warta Het Nieuwsblad voor Sumatra, 30 Juli 1957.

Baca Juga: Sejarah Bandung Lautan Api, Pembakaran Bandung Agar Tak Digunakan Sekutu dan NICA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat