kievskiy.org

Imbas Pandemi Covid-19, Serapan Jagung di Garut Anjlok

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat mengikuti panen raya jagung di salah satu perkebunan jagung di kawasan Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut belum lama ini.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat mengikuti panen raya jagung di salah satu perkebunan jagung di kawasan Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut belum lama ini. /Pikiran Rakyat/Aep Hendy

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 di Kabupaten Garut telah menimbulkan dampak terhadap penurunan serapan sejumlah komoditas pertanian. Salah satu komoditas pertanian di Garut yang serapannya anjlok yakni jagung.

Padahal selama ini Kabupaten Garut dikenal sebagai daerah penghasil jagung terbesar di Jawa Barat sehingga Garut pun disebut-sebut sebagai kabupaten jagung.

Namun tingginya produktifitas jagung di Garut ini ternyata tak sebanding dengan tingkat serapannya yang mengalami penurunan selama masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Godok Perda Pesantren Jawa Barat, Pansus Sampai ke Aceh untuk Lakukan Studi Banding

"Anjloknya tingkat serapan jagung di Garut ini terjadi sejak akhir kuartal pertama tahun 2020 kemarin. Sejumlah perusahaan pakan ternak berbahan jagung memilih untuk memangkas serapan kebutuhan jagung mereka, akibat pelemahan ekonomi selama masa pandemi Covid-19," ujar Asep (50) salah seorang petani jagung di Kampung Ciparay, Kecamatan Karangpawitan.

Dikatakannya, selama ini hasil produksi jagung petani di Garut diserap oleh sejumlah perusahaan pakan ternak seperti Comfeed, Charoen Pokphand dan perusahaan pakan ternak lainnya yang ada di wilayah Jabar dan Banten.

Namun akibat pihak perusahaan pakan ternak mengurangi jumlah produksi, otomatis tingkat serapan jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak ini pun anjlok.

Baca Juga: Napoli vs Atalanta, Revolusi Taktik Gennaro Gattuso Berbuah Manis

Tak tanggung-tanggung, tutur Asep, tingkat penurunan serapan jagung dari petani oleh perusahaan pakan ternak mencapai sekitar 50 persen.

Hal ini tentu sangat merepotkan para petani jagung di Garut karena hasil panen jagung yang melimpah tak bisa diserap semuanya oleh pihak perusahaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat