PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah menyiapkan berbagai langkah untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dan bertransisi dari pandemi menjadi endemi, termasuk melalui APBN 2022.
Lantaran Covid-19 tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa dikendalikan lantas seiring dengan penanganan Covid-19 yang diperkirakan semakin membaik pada 2022, alokasi belanja APBN 2022 tetap dirancang untuk pemulihan. Namun, fleksibel untuk mengakomodir ketidakpastian ke depan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio N Kacaribu mengatakan bahwa APBN harus siap merespons dinamika, khususnya pada sektor kesehatan dan perlindungan sosial.
“Kita siapkan budgetnya di dalam APBN kita. Bukan hanya vaksin saja. Kita tahu bahwa tenaga kesehatan harus kuat. Waktu 2020-2021 sampai sekarang nakes kita sudah berjibaku bekerja keras, kita berikan insentif,” katanya.
Baca Juga: China Kembali Bikin Aturan 'Gila', Larang Ada Karakter Banci di Game
Febrio N Kacaribu mengingatkan bahwa dampak dari pandemi yang kemudian menjadi endemi adalah adanya kesiapan jika di masa mendatang ada varian baru, maka aktivitas ekonomi harus dibatasi lagi.
Pada saat aktivitas ekonomi mobilitas dibatasi, maka masyarakat akan terdampak hidupnya khususnya perekonomiannya.
Masyarakat yang tadinya bisa bekerja menghasilkan penghasilan, tapi kemudian karena pembatasan mobilitas itu maka kehidupannya akan terdampak.
Baca Juga: Banyak yang Minta Batalkan PON ke Jokowi, Gubernur Papua Lukas Enembe Ungkap Respons Presiden
Dalam konteks itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal itu menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan perlindungan bagi masyarakat miskin dan rentan karena akan berdampak paling besar dari pembatasan-pembatasan mobilitas.