kievskiy.org

Bulog Berencana Musnahkan 20.000 Ton Beras, Beragam Reaksi Muncul

ILUSTRASI beras di Gudang Bulog.*
ILUSTRASI beras di Gudang Bulog.* /RIZKI PUTRI/KABAR BANTEN

JAKARTA, (PR).- Pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dwi Andreas mengatakan rencana Perum Bulog yang akan melakukan pemusnahan terhadap beras yang turun mutu, menunjukkan tata kelola first in first out tidak berjalan dengan baik. 

Berbagai langkah perbaikan bisa dilakukan Bulog, terutama di manajemen barang pertama datang yang pertama keluar. Kemudian manajemen pengaturan suhu dan lingkungan gudang, serta pengemasan beras.

“Memang benar dalam komoditas pertanian, pembuangan tidak terhindarkan, karena beras mudah rusak. Dengan stok Bulog 2 juta ton lebih, jumlah 20 ribu ton rusak mungkin saja terjadi. Namun sebenarnya masih bisa ditekan jumlahnya,” ujar Dwi Andreas di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019, menanggapi rencana pemusnahan 20.000 ton beras.

Baca Juga: Harga Jual Kelewat Rendah, Petambak Pilih Timbun Garam di Gudang

Dwi Andreas mengatakan, Bulog memang dituntut profesional dalam mengelola beras sebagai bahan pokok. “Mungkin saja ada kesalahan di manajemen, karena tata kelola first in first out sangat penting,” jelasnya.

Rencana pemusnahan beras yg sudah berusia setahun di gudang Bulog mendapat reaksi dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Ketua Umum APPSI, Ferry Juliantono menyayangkam ini dilakukan.

"Hibahkan saja beras ke APPSI, nanti kami yang akan mengolah dan mendistribusikannya karena masih banyak yang butuh daripada dimusnahkan dan perlu anggaran negara yang besar," ujarnya.

Baca Juga: Harga Bawang Merah dan Cabai di Purwakarta Melonjak

Ferry juga menyatakan bahwa sistem inventory di Bulog seharusnya bisa memberikan alert (peringatan) manakala stok beras di gudang ada yang sampai setahun. Bulog sebaiknya sekarang menyimpan gabah kering giling di gudang yang lebih tahan lama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat