kievskiy.org

Korban Tewas Virus Corona Meningkat, Wall Street dan Harga Minyak Ambruk

WALL Street mengalami hari terburuk pada akhir perdagangan Senin, 28 Januari 2020.*
WALL Street mengalami hari terburuk pada akhir perdagangan Senin, 28 Januari 2020.* /REUTERS

PIKIRAN RAKYAT – Wall Street dilaporkan mengalami hari terburuk pada akhir perdagangan Senin, (Selasa 28 Januari 2020 pagi WIB).

Kondisi ini merupakan efek wabah virus corona, yang memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi.

Seperti diketahui korban tewas virus corona bertambah sampai 81 orang di Tiongkok.

Baca Juga: Terseret Kasus Ari Askhara, Adik Kandung Kriss Hatta Sudah Tak Jadi Pramugari Garuda Indonesia lagi

Indeks acuan S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuk sejak September pada pekan lalu, setelah Tiongkok mengisolasi beberapa kota dan menghentikan perjalanan.

Fenomena yang sama hadir saat SARS menewaskan hampir 800 orang pada 2002-2003, dan menelan kerugian miliaran ekonomi global.

Namun, beberapa investor melihat dampak ekonomi jangka panjang sebagai tidak mungkin, mengingat pengalaman masa lalu dengan wabah virus.

Baca Juga: Merasa Tertekan, Fairuz A Rafiq Pingsan Usai Jalani Sidang Kasus Trio Ikan Asin

"Semua ini sangat berlebihan," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.

Antara melansir, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 453,93 poin atau 1,57 persen, menjadi berakhir pada 28.535,80 poin.

Indeks S&P 500 turun 51,84 poin atau 1,57 persen, menjadi ditutup di 3.243,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 175,60 poin atau 1,89 persen, menjadi berakhir di 9.139,31 poin.

Baca Juga: Israel Pertama Kali Izinkan Warganya Lakukan Perjalanan ke Arab Saudi untuk Naik Haji dan Investasi

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan energi dan teknologi masing-masing turun 2,6 persen dan 2,29 persen, memimpin kerugian.

Saham-saham teknologi dan internet kelas berat yang telah mendukung reli baru-baru ini termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc dan Amazon.com Inc, yang menyumbang sekitar 15 persen dari bobot S&P 500, kehilangan setidaknya 1,60 persen.

Saham-saham terkait perjalanan berada di bawah tekanan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap virus korona baru, dengan American Airlines jatuh 5,54 persen.

Baca Juga: Diperiksa Polisi Terkait Kasus Mantan Dirut Garuda, Adik Kriss Hatta Mengaku Tidak Mengenal Siwi Sidi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat