kievskiy.org

Pandemi Covid-19, Produksi Elektronik Anjlok, Penjualan Melonjak

ILUSTRASI laju pertumbuhan ekonomi.*
ILUSTRASI laju pertumbuhan ekonomi.* /DOK.PR

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap seluruh sektor industri nasional, tak terkecuali elektronik. Begitu juga dengan perusahaan yang memiliki jaringan global, termasuk Sharp Electronics Indonesia (SEID). 

Sr. General Manager National Sales Sharp Electronics Indonesia, Andri Adi Utomo, mengatakan, akibat pandemi Covid-19, kapasitas produksi SEID menyusut hingga 20%. Kondisi tersebut, menurut dia, terjadi karena Sharp melakukan pembatasan jumlah karyawan yang bekerja untuk mendukung pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca Juga: Jika Korea Utara Hadapi Suksesi, Siapa yang Mungkin Gantikan Kim Jong Un?

"Sejatinya Sharp mengantungi Surat Keterangan/Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri," ujarnya, melalui siaran pers yang diterima Pikiran-Rakyat.com, baru-baru ini. Akan tetapi, menurut dia, pembatasan jumlah karyawan yang bekerja dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah segera memutus penyebaran Covid-19.

Seperti diketahui, akibat wabah virus Corona, ekonomi Indonesia berada dalam tekanan dan membuat banyak mengalami penurunan performa. Apalagi, seiring dengan turunnya Pendapatan Domestik Bruto (PDB), nilai tukar Rupiah juga melemah, hingga menyentuh angka Rp16.500 per Dollar Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: Angkat Ekonomi Petani Hutan, KLHK Gelar Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial

Kondisi serupa terjadi dalam lingkup yang lebih besar, kawasan ASEAN yang juga terdampak cukup parah. Menurut ASEAN Coordinating Council (ACC),  target pertumbuhan ekonomi regional menyusut hingga 1%. 

Penjualan naik

Kendati kapasitas produksi berkurang, menurut Andri, pihaknya justru mampu mencatat pertumbuhan signifikan untuk penjualan produk rumah tangga sepanjang kuartal pertama.

Performa positif terlihat dari realisasi penjualan beberapa produk, seperti lemari pendingin, AC yang tumbuh 118,1%,  air purifier 155%, dan mesin cuci 98,2%. "Kami yakin, capaian ini dapat diraih karena produk-produk tersebut sesuai dengan kebutuhan keluarga Indonesia, khususnya pada masa Work from Home," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat