kievskiy.org

Tekan Harga Gula, Disperdaginkop Kota Serang Lakukan OP Kedua

Ilustrasi Gula Pasir.*
Ilustrasi Gula Pasir.* /pixabay.com

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperdaginkop UKM) Kota Serang kembali melakukan operasi pasar (OP) gula pasir untuk kedua kalinya. Hal ini dilakukan, karena sampai saat ini harga gula pasir di pasaran masih tinggi, yakni Rp 18.000-Rp 20.000 per kilogram.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Disperdaginkop UKM Kota Serang, Muhammad Zen mengatakan, operasi pasar gula pasir yang kedua kali ini bertujuan untuk menekan harga gula yang hingga saat ini tak kunjung turun. "Karena di pasar itu harganya bisa sampai Rp 20.000 per kilo. Jadi, kami melakukan operasi pasar ini," katanya, Rabu 6 Mei 2020.

Baca Juga: Jawa Barat Berlakukan PSBB, Ridwan Kamil Hanya Ijinkan Kendaraan ini yang Bisa Melintas

Ia menjelaskan, pada operasi pasar gula ini, warga hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kilo gram per orang. "Tidak boleh lebih, maksimal per orang itu dua kilo. Karena ini juga untuk mengakomodir harga gula di pasaran. Jadi kami melakukan operasi pasar yang kedua, dengan bekerja sama pada perusahaan yang berbeda," ujarnya.

Operasi pasar kali ini, pihaknya bersama salah satu perusahaan yang memproduksi gula menyiapkan sebanyak 2,5 ton gula pasir. "Kalau operasi pasar sebelumnya, kami menyiapkan 2 ton gula pasir, kalau sekarang 2,5 ton. Kalau melihat stok, diperkirakan bisa sampai empat bulan ke depan," ucapnya.

Baca Juga: Tiongkok Klaim Miliki Tiga Vaksin Virus Corona, Bahkan Salah Satunya di Fase 2 Uji Klinis

Namun, untuk menekan harga gula pasir di pasaran, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan turun. "Iya, kalau untuk menekan harga pasar, saya kurang tahu itu kapan. Tapi kami berupaya untuk mencoba menstabilkan kembali harga gula yang tinggi di pasaran, dengan cara operasi pasar ini," katanya.

Sementara, seorang warga Kota Serang Nafisah mengaku merasa terbantu dengan adanya operasi pasar gula pasir saat ini. "Soalnya kalau beli di warung atau pasar, harganya mahal. Jadi mending beli di sini (OP) tinggal tambahin sedikit bisa dapat dua kilo gula," ujarnya.

Baca Juga: Tiga Calon Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Ditetapkan

Apalagi, kata dia, saat ini konsumsi gula selama Ramadan lebih banyak dibandingkan hari biasa. "Kebetulan saya berjualan kolak dan sayur mateng di rumah, jadi butuh banyak gula pasir buat bikin dagangan saya. Katanya di supermarket sama minimarket murah, tapi setiap kali saya ke sana pasti kehabisan," tuturnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat