kievskiy.org

Pengamat Unpad Minta Pemerintah Tidak Gegabah dalam Rencana Pemulihan Ekonomi Domestik

MENTERI Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.*
MENTERI Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah harus berhitung betul sebelum memutuskan menghidupkan kembali perekonomian domestik ditengah pandemi COVID-19.

Khususnya terkait keakuratan data penyebaran wabah ini di tanah air. Jangan sampai karena tindakan gegabah justru mengantarkan Indonesia ke kondisi yang jauh lebih buruk.

Ketua Pusat Studi Pembangunan (Center for Economics and Development Studies) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran Adiatma Siregar mengemukakan keinginan pemerintah yang ingin segera menghidupkan kembali perekonomian domestik karena ada agenda lain.

Baca Juga: Mengaku Pegawai PLN di Medsos, Pelaku Bullying Anak Penjual Jalangkote Ternyata Tenaga Outsourcing

Misalnya untuk mencegah terjadinya chaos atau banyak masyarakat yang tidak terbantu bansos sangat dimengerti. Hanya, didalam implementasinya harus ada batasan-batasan yang jelas mana.

Misalnya terkait hal apa dan mana saja yang diperbolehkan  dan tidak diperbolehkan. Kemudian, yang tidak kalah pentingnya adalah sanksi yang tegas jika terjadi pelanggaran.

Ia mencontohkan seperti yang tengah ramai jadi pembahasan dan pemberitaan saat ini adalah mengenai kerumunan masyarakat yang berdesak-desakan untuk membeli baju lebaran. Sedangkan seperti yang diketahui sampai saat ini pemerintah masih menerapkan pembatasan, dimana hanya sektor tertentu saja yang dapat beroperasi.

Baca Juga: Kesadaran Masyarakat Purwakarta Ikuti Tes Covid-19 Masih Rendah

“Pelonggaran PSBB ataupun menghidupkan kembali perekonomian bukan sesuatu yang jahat. Tapi bukannya menjadi gegabah. Jika masyarakat justru euphoria, bisa berbahaya dan dampaknya bisa menjadi lebih besar. Saat ini belum dilonggarkan saja masyarakat sudah bedesakan mengantri baju lebaran yang jelas bukanlah kebutuhan hidup yang utama, bagaimana jika betul dibuka,” katanya, Senin 18 Mei 2020.

Disinggung mengenai terlalu cepatkah langkah pemerintah yang bermaksud menghidupkan kembali perekonomian dikala angka penyebaran masih terus meningkat, Adiatma berpendapat, meski belum memiliki landasan ilmiah hal itu masih terlalu dini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat