kievskiy.org

Kenaikan Tarif Ojek Online Dinilai Tinggi, Bagaimana Dampaknya terhadap Mitra Ojol?

Ilustrasi kendaraan yang biasa digunakan tukang ojek online untuk angkut penumpang di Kota Bandung.
Ilustrasi kendaraan yang biasa digunakan tukang ojek online untuk angkut penumpang di Kota Bandung. /PIXABAY/Free-Photos

PIKIRAN RAKYAT - Kenaikan tarif ojek online (ojol) dinilai ekonom cukup tinggi lantaran berpotensi meningkatkan inflasi nasional yang saat ini dalam tren meningkat.

Dibandingkan dengan tarif sebelumnya, hanya tarif ojol di Jabodetabek yang naik, namun biaya jasa minimal 4 kilometer pertama di tiga zona meningkat lebih dari 30 persen.

Tarif ojol di Jabodetabek menjadi Rp2.600-Rp2.700 per km dari yang sebelumnya hanya Rp2.250-Rp2.650 per kilometer.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Nailul Huda, menyatakan kenaikan tarif dapat menyebabkan kenaikan inflasi secara umum yang mana sebelumnya pada Juli 2022 sudah cukup tinggi.

Baca Juga: Terungkap! Penyebab Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Pengacara: Si Cantik Mengadu ke Ferdy Sambo...

Menurut Nailul, secara year on year inflasi transportasi sudah di level 6,65 persen, tertinggi kedua setelah makanan, minuman, dan tembakau.

Selain itu, hal ini tentunya akan berdampak kepada mitra ojol dan pengguna. Terlebih lagi, saat ini ojol menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas masyarakat, baik itu untuk keperluan pribadi maupun usaha.

Kenaikan tarif dikhawatirkan akan mengurangi peminatan masyarakat dalam menggunakan ojol yang dampaknya akan mengurangi pendapatan mitra driver.

Terlebih lagi, masyarakat yang terbiasa menggunakan ojol akan mencari moda transportasi lain, termasuk kendaraan pribadi. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan kemacetan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat