kievskiy.org

Tantangan Baru Sektor Migas: Menipisnya Cadangan Minyak hingga Fasilitas yang Sudah di Luar Masa Produktif

Ilustrasi sumur migas.
Ilustrasi sumur migas. /Pixabay/15299

PIKIRAN RAKYAT - SKK Migas bersama dengan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) kembali menyelenggarakan Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) di Hotel Pullman Kota Bandung pada 18-20 Oktober 2022.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Migas Tutuka Ariadji memaparkan berbagai kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor migas di Indonesia di tengah produksi minyak yang terus mengalami penurunan seiring dengan menipisnya cadangan minyak nasional.

"Hal yang sama juga terjadi di sektor gas. Untuk menghadapi situasi ini, kami Kementerian ESDM terus berkoordinasi dan berdiskusi dengan para stakeholder IAFMI agar pasokan minyak dan gas tetap aman dan mampu memenuhi kebutuhan nasional," ujarnya.

Tantangan lainnya di sektor migas Indonesia adalah berkaitan dengan fasilitas produksi migas yang sudah di luar masa produktif atau lebih dari 20 tahun.

Baca Juga: Bukan karena Peluru, Polisi Jelaskan Suara Mirip Tembakkan yang Buat Kaca KRL di Stasiun Buaran Pecah

"Oleh karena itu diperlukan investasi masif dalam rangka memperbaiki alat produksi migas, di samping melakukan tindakan perawatan dan pencegahan agar alat produksi yang mendekati masa habis usia produktif tetap terjaga performanya sambil menunggu proses pembaruan fasilitas,"tuturnya.

Dwi Soetjipto selaku perwakilan SKK Migas, mengatakan, bangsa Indonesia perlu bersiap siaga menghadapi 3 hal yang menjadi situasi global, yakni ancaman resesi, transisi energi dari fosil menjadi energi terbarukan, dan energy security kaitannya dengan prospek Liquid Natural Gas (LNG).

"Tantangan terbesar industri migas saat ini, khususnya di Indonesia, adalah profil fasilitas produksi migas yang 69 persen di antaranya sudah berusia di luar masa pakainya atau lebih dari 30 tahun,"ujarnya.

Di sisi lain, aktivitas utama migas di tahun 2022 ini menunjukkan ada peningkatan baik dari segi eksplorasi maupun eksploitasi.

"Itu artinya, diperlukan berbagai langkah agar produksi migas tetap berjalan lancar tanpa adanya hambatan berarti,"ucapnya.

Permasalahan utama yang menjadi penghambat produksi migas juga perlu segera diatasi, yaitu masalah pipeline (instalasi pipa) dan sistem kelistrikan.

Sementara itu, pada FFPM 2022 di Kota Bandung terbagi dalam 3 agenda besar yang diselenggarakan dalam kurun waktu 3 hari mulai dari 18 hingga 20 Oktober 2022.

Baca Juga: AKBP Arif Rachman Diminta Sambo Buat File Khusus Dugaan Pelecehan Putri, Minta BAP Istrinya Tak Tersebar

Format acara diskusi yang dihadirkan FFPM sangat beragam mulai dari diskusi panel, diskusi teknis (Break Out Sessions) hingga business forum. Panel sesi pertama akan membahas mengenai Long Term Plan industri hulu dan hilir, utamanya fasilitas produksi migas.

Kemudian sesi diskusi panel selanjutnya membahas tentang proses pemulihan (recovery) industri migas pasca pandemi Covid 19. Diskusi panel terakhir atau yang ketiga akan membahas mengenai teknis operasi yang prima (operations excellence) para pelaku industri migas.

Selain menghadirkan diskusi antar pemangku kepentingan industri migas, FFPM 2022 juga menghadirkan pameran yang diisi hingga 30 booth, dan juga sesi technology update yang menampilkan kemajuan teknologi terkini dari para penyedia barang dan jasa yang menjadi mitra FFPM.

FFPM sendiri adalah adalah forum yang mempertemukan para pemangku kepentingan di dunia migas, mulai dari pemegang kebijakan, praktisi, hingga pelaku bisnis migas dari hulu ke hilir, untuk berdiskusi dan berkolaborasi demi merumuskan iklim kegiatan usaha yang kondusif di sektor fasilitas produksi migas.

FFPM diselenggarakan pertama kali pada tahun 2018 dan diinisiasi oleh Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) yang merupakan wadah para profesional tenaga ahli fasilitas produksi minyak dan gas bumi yang dideklarasikan tahun 2013.

FFPM 2022 yang diselenggarakan di Kota Bandung ini merupakan penyelenggaraan yang keempat setelah sebelumnya pada tahun 2018 diselenggarakan di Semarang, 2019 di Yogyakarta, dan terakhir tahun 2021 yang diselenggarakan secara online akibat wabah pandemi Covid 19.***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat