kievskiy.org

Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2020 Diperkirakan Melambat

ILUSTRASI pertumbuhan ekonomi.
ILUSTRASI pertumbuhan ekonomi. /DOK. PIKIRAN RAKYAT

PIKIRAN RAKYAT - BANK Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2020 diperkirakan melambat. Perlambatan tersebut dikarenakan terkontraksinya kinerja ekspor dan impor sejalan dengan penurunan volume perdagangan dunia serta turunnya investasi, seiring meningkatnya ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19.

Sementara dari sisi konsumsi masyarakat, diperkirakan masih akan menjadi sumber pertumbuhan. Meskipun mengalami perlambatan yang diantaranya dipengaruhi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan penurunan pendapatan.

Demikian diungkapkan Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Pribadi Santoso saat Webinar Unlock Your Potential, Seize The Opportunity of The New Normal, di Bandung, Rabu 24 Juni 2020.

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Staf Ridwan Kamil Sumbangkan Plasma Darah untuk Pasien Virus Corona

Selain Pribadi, hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Regional 2 Jabar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sabarudin, Senior Data Scientist and IT Expert Sharing Vision Dimitri Mahayana, dan Abdillah S. Tadjoedin dari Tokopedia.

Dalam paparannya, Pribadi mengatakan, semakin meluasnya dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pesimisme konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun perkiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan yang akan datang. Hal itu diindikasikan dengan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) triwulan II-2020 86,9 persen dari sebelumnya 114,1 pada triwulan I-2010.

Baca Juga: Banyak Warga Berkerumun di Sudut Kota, Pemkot Bandung Tutup Sejumlah Ruas Jalan pada Malam Hari

Hal serupa juga tercermin dari pertumbuhan kredit rumah tangga yang melambat dari 9,83 persen (yoy) pada triwulan I-2020 menjadi 5,61 persen (yoy) pada triwulan II-2020. Sementara dari sisi investasi, terjadi perlambatan pada investasi fisik yang terlihat dari penurunan penjualan semen yang mengalami kontraksi pada triwulan II-2020 menjadi -19,53 persen.

Terkait kinerja ekspor dan impor, Pribadi mengemukakan, pertumbuhan ekspor non-migas pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi menjadi -21,98 persen (yoy). Sementara pertumbuhan impor mengalami kontraksi menjadi -24,25 persen (yoy).

“Pelemahan ini seiring dengan menurunannya volume perdagangan dunia sebagai dampak pandemi Covid-19,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat