kievskiy.org

Soal Rencana Kongsi Dagang TikTok, Akademisi UGM Khawatirkan Eksploitasi

Ilustrasi TikTok.
Ilustrasi TikTok. /Pixabay/antonbe

PIKIRAN RAKYAT - Akademisi sekaligus Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hargo Utomo, khawatirkan eksploitasi pasar eCommece. Hal tersebut bisa terjadi jika rencana TikTok Shop menggandeng PT Goto Gojek Tokopedia Tbk terealisasi.

"Dengan adanya merger dua korporasi tersebut, pada akhirnya e-commerce memang akan dikendalikan oleh entitas yang memiliki kekuatan dalam menguasai basis pelanggan dengan sumber daya produktif," kata Hargo dalam keterangannya, Senin, 4 Desember 2023.

Menurut Hargo, di balik kekuatan dua korporasi besar tersebut penting agar dilakukan pengawasan ketat. Sebab dikhawatirkan terjadi eksploitasi pasar oleh satu konglomerasi perusahaan teknologi. 

"Bisa dibayangkan, kombinasi yang dahsyat sekaligus menjadi tantangan besar bagi KPPU dalam memantau persaingan usaha. Untuk menghindari terjadinya eksploitasi akibat penguasaan pasar di platform e-commerce, maka layak dipikirkan kembali pola hubungan antara pemilik platform (TikTok-Tokopedia) dan para mitra penyedia content," ujarnya.

Baca Juga: Ini Persiapan Anies Baswedan Jelang Debat Pilpres 2024

Untuk menghindari terjadinya eksploitasi akibat penguasaan pasar di platform e-commerce, maka layak dipikirkan kembali pola hubungan antara pemilik platform TikTok-Tokopedia dan para mitra penyedia konten.

"Pola plasma-inti (seperti lazimnya di bisnis agro) atau pola kemitraan bertingkat (tier) seperti yang berlaku di industri komponen otomotif, bisa dipikirkan implementasinya di marketplace. Dengan cara ini, minimal akan mereduksi potensi eksploitasi pasar akibat posisi persaingannya di ranah e-commerce," katanya. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengingatkan soal adanya aplikasi yang menguasai 123 juta WNI. Hal itu pula bersamaan dalam hitungan bulan karena ada pembelian yang sangat masif. 

Baca Juga: Bahu Jalan Provinsi Amblas di Cipeundeuy Bandung Barat

Dia memberi perhatian pada keamanan data dan perilaku konsumen Indonesia yang dianggap sudah dikuasai dengan predatory pricing. Namun Jokowi enggan menyebutkan apa nama aplikasi itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat