PIKIRAN RAKYAT – Aji Rahmat, pemilik agen BRILink Hani di Desa Jiwowetan, Sekarbolo, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten sudah menjadi agen BRILink sejak 2020 silam. Hampir empat tahun jadi agen BRILink, dia mengaku penghasilan transaksi per bulannya, sudah bisa jadi passive income.
Tiap harinya, Aji menjalankan agen BRILink miliknya bersama sang istri, Hani. Dia mulai melayani nasabah yang ingin bertransaksi di agen BRILink sepulang bekerja
Namun kisah Aji untuk berada di titik ini memanglah tidak mudah. Awalnya, dia bekerja sebagai office boy (OB) di Bank BRI Unit Bayat 1.
Dari pekerjaan yang didapat di BRI ini pula menjadi gerbang baginya mengenal soal BRILink yang kini memudahkan hidupnya. Aji mengaku selalu ditawari mantri BRI untuk menjajal peruntungan sebagai agen BRILink.
Aji makin tertarik dan menguatkan tekad menjadi agen BRILink saat melihat lingkungan sekitar rumahnya. Banyak masyarakat yang perlu dibantu dengan layanan perbankan mudah, tidak ribet dan menyingkat waktu para nasabah.
“Tertarik dengan BRILink karena bisa membantu transaksi orang yang punya pinjaman, yang sepuh kalau ke bank gak ada yang antar, jadi bisa di rumah,” ujar Aji Rahmat kepada Pikiran-Rakyat.com.
Benar saja, Aji hanya butuh waktu dua bulan untuk mencapai target dan mendapatkan mesin EDC. Padahal awal menjadi agen, transaksi yang didapatkan perharinya hanya sebatas 10 hingga 15 transaksi.
Dengan adanya mesin EDC, dia mengaku transaksi yang dilakukan jadi lebih mudah. Sehingga perputaran uang dan modal yang dimilikinya bisa sangat cepat.