/photo/2024/04/14/928363769.jpeg)
PIKIRAN RAKYAT – Bukan hal yang mengherankan jika anak muda dan lulusan SMK akan semangat merantau ke kota-kota besar demi mengais rezeki, dan menjajal kehidupan orang dewasa. Berbekal keahlian yang dipelajari selama 3 tahun di sekolah, banyak anak lulusan SMK berharap mendapat penghidupan yang layak.
Tentu saja, angan-angan bisa langsung mendapatkan penghidupan dan pekerjaan yang layak tak akan semudah itu. Persaingan ketat antar pelamar kerja dari berbagai kota harus dihadapi hari demi hari, tempat kerja demi tempat kerja.
Hal itu lah yang membuat Raghib Faturahman, pemuda asal Troketon, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, menimbang-nimbang keinginan merantau usai lulus SMK. Alih-alih merantau, Raghib melirik peluang besar menjadi agen BRILink, karena bisa dijalankan di rumah.
Bermodalkan niat, Raghib mendaftar menjadi agen BRILink atas nama sang ibu, Tria, tahun 2021 silam. Hal itu dilakukan karena Raghib belum cukup umur untuk menjadi agen BRILink.
Baca Juga: Dulu Jadi OB dan Kini Buka Agen BRILink, Aji Rahmat Tinggal Memetik Untung Tiap Bulan
Berbagai tantangan dihadapi Raghib usai menjadi agen BRILink, dia tak langsung jago dan mendapat untung banyak selaku agen. Raghib sebagai ‘anak kemarin sore’ jika dibandingkan agen lainnya, harus menghadapi struggle menjadi agen BRILink.
Ketekunan Raghib membuahkan hasil beberapa bulan setelah jadi agen BRILink. Dari modal awal hanya Rp3 juta, dia baru bisa mendapatkan mesin EDC setengah tahun kemudian.
“Alhamdulillah untuk cari nasabah di sini mudah, karena pinggir jalan, dan sini buka terus karena jarang tutup. Jadi nasabah kalau mau ke sini kapanpun bisa,” ujar Raghib Faturahman kepada Pikiran-Rakyat.com.
Kian hari kian ramai agen BRILink yang dijalankan Raghib. Hal itu pula yang membuatnya mulai menjajal peruntungan sebagai agen UMi.