/photo/2024/04/14/584505918.jpeg)
PIKIRAN RAKYAT – Memulai sebuah usaha memang tidak mudah, tapi mempertahankannya agar bisa tumbuh dan berkembang butuh effort dan keringat yang tak terhitung jumlahnya. Modal, pelanggan, hingga proses distribusi silih berganti menjadi momok para pelaku UMKM yang tengah merintis usaha.
Jika salah satu dari unsur-unsur bisnis tersebut keok, maka timpang sudah ‘kaki’ pelaku UMKM untuk berjalan. Oleh karena itu butuh ketelitian agar tidak berujung gulung tikar, apalagi sampai punya utang menumpuk.
Modal sering kali jadi kendala utama pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha mereka. Padahal sudah ada banyak jalan keluarnya, termasuk dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI.
Pinjaman KUR BRI sudah dirasakan manfaatnya oleh ribuan pelaku UMKM di Indonesia, termasuk Tria, pemilik usaha abon di Troketon, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Tria bahkan sejak awal sudah mencari pinjaman di BRI untuk memulai usaha.
Baca Juga: Pinjaman UMi BRI Jadi Harapan Ratusan Petani di Bayat untuk Tetap Bisa Bertani
Tria menggunakan pinjaman pertamanya itu untuk membeli alat-alat besar yang digunakan untuk membuat abon. Dia menuturkan bahwa modal untuk sekali pembuatan abon sangatlah besar, padahal uang di kantongnya pun tak seberapa.
“Modalnya ambil BRI, karena alatnya juga banyak. Ada freezer box, ada kompor besar, ada pengepresan minyak. Bahannya habis banyak, modalnya juga banyak,” ujar Tria kepada Pikiran-Rakyat.com.
Produk abon yang dijual Tria memang berkualitas tinggi, sehingga butuh modal banyak untuk memproduksinya. Hanya saja saat ini Tria lebih sering memproduksi abon saat banyak pesanan dari orang-orang yang ingin menggilingkan daging dan menjadikannya abon.
Tria ingin menjaga kualitas abon yang diproduksi dari tempatnya tetap bagus. Sehingga Tria selalu menyajikan abon dalam kondisi yang sangat segar dengan kulitas rasa yang tak kalah dari abon premium di toko-toko.