/photo/2024/04/16/1343999501.jpeg)
PIKIRAN RAKYAT – Boneka yang sudah ada sejak zaman Yunani ternyata masih digemari oleh masyarakat, terutama anak-anak. Bentuknya yang menyerupai karakter kartun membuat anak-anak atau pemiliknya merasa lebih dekat dengan karakter idola mereka.
Saat ini boneka tak hanya jadi mainan favorit anak, karena orang dewasa juga masih banyak yang menyukainya. Meski bukan kebutuhan primer, masih ada saja orang-orang yang membeli boneka sebagai ‘teman’ baru di rumah.
Kini guna boneka tak hanya sekadar mainan, tapi berkembang menjadi pajangan hingga hadiah untuk orang-orang terkasih. Pergeseran fungsi boneka ini pula yang membuat eskistensinya bertahan lama.
Bisnis boneka pun tak akan pernah lekang oleh waktu, dan banyak pelaku usaha yang meliriknya sebagai peluang memanen cuan. Hal itu pula yang ada di pikiran Diah, warga Paesan, Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, yang menjadi pengusaha muda dengan berbisnis boneka.
Baca Juga: Dulu Jadi OB dan Kini Buka Agen BRILink, Aji Rahmat Tinggal Memetik Untung Tiap Bulan
Insting bisnis Diah sudah diasah sejak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di waktu luangnya Diah enggan menghabiskan waktu untuk berfoya-foya, sebaliknya, Ia lebih memilih repot jadi reseller boneka.
Berbekal modal seadanya dari uang saku yang diberi orangtua, Diah memberanikan diri jauh-jauh menempuh perjalanan ke Yogyakarta untuk mengambil boneka-boneka dagangannya. Butuh waktu kurang lebih 5 tahun untuk mewujudkan mimpi Diah menjadi pebisnis boneka.
“Awal bisnis boneka ini sejak saya masih SMK sebagai reseller boneka,” ujar Diah kepada Pikiran-Rakyat.com.
Diah melanjutkan bisnis sebagai reseller boneka selama menempuh bangku kuliah hingga bekerja. Perempuan 24 tahun ini pun mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk memulai bisnis boneka di kampung halamannya.