PIKIRAN RAKYAT - Minggu pagi di era 2000 an awal adalah surga dunianya anak-anak. Bagaimana tidak?
Tayangan kartun berjajar rapi mengisi pagi hari hingga menjelang siang di layar televisi.
Lets & Go, Chibi Maruko Chan, Ninja Hatori, Hamtaro, Chalk zone, Doraemon, Krayon Shinchan, Spongebob, hingga kartun dari negara tetangga Upin-Ipin adalah opsi pertama bagi anak-anak dalam memulai hari liburnya.
Anak-anak yang kemampuan nalar yang masih sangat rendah tentu tidak akan mengerti baik buruknya sebuah tontonan.
Baca Juga: Waspada! Aktivitas 22 Gunung Api di Indonesia di Atas Normal Awal Februari Ini
Mereka hanya fokus menikmati karakter animasi dua dimensi yang terlihat lucu dan menggemaskan.
Masih banyak yang mengira pasar utama produk animasi adalah anak-anak. Namun ternyata anggapan ini dibantah oleh banyaknya studi terkait, salah-satunya adalah penelitian oleh Marlina dari Balai Bahasa Provinsi Riau.
Penelitian berjudul “Kelayakan Serial Animasi sebagai Tontonan Anak” ini menyimpulkan meski berformat animasi atau kartun, tidak semua serialnya bisa dikonsumsi oleh anak-anak.
Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta Malam Ini 2 Februari 2022: Aldebaran akan Jodohkan Jessica dan Rafael?