kievskiy.org

5 Bahaya Sering Cek Gejala Gangguan Mental di Internet, Bisa Timbulkan Penyangkalan

Ilustrasi kesehatan mental.
Ilustrasi kesehatan mental. /Pixabay/mohamed Hassan

PIKIRAN RAKYAT - Pernahkah merasa pusing dan tidak enak badan, lalu memutuskan mencari tahu gejala penyakit yang dialami di internet? Hal itu termasuk self-diagnose.

Self-diagnose merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri. Self-diagnose banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.

Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv mengatakan, "Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka."

Prita mengatakan, kegiatan mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah.

Baca Juga: Pilih Vaksin Nusantara Meski Belum Dapat Izin Edar BPOM, Dahlan Iskan: Pakai Logika Saja

"Sebenarnya tidak apa-apa mencari tahu gejala gangguan mental di Google. Jangan lupa cross-check. Caranya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," kata dia seperti dilaporkan Antara.

Ada bahaya yang tidak disadari dari melakukan diagnosis sendiri berdasarkan informasi di internet

1. Self-diagnose hanya membuat panik

Manusia punya naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya. Itulah mengapa lebih mudah mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat