PIKIRAN RAKYAT – Sebagai manusia, kita menginginkan hidup yang bahagia. Meski kebahagiaan sudah dikejar melalui berbagai cara, baik lewat hubungan, agama, status, uang dan materi.
Namun kebahagiaan yang sesungguhnya adalah memiliki tubuh yang sehat.
Pengaruh kesehatan seseorang dalam kapasitasnya untuk berbahagia bisa ditunjukan dengan dua cara. Cara pertama adalah kondisi kesehatan sangat mempengaruhi perasaan seseorang.
Energi dan motivasi hanyalah salah satu dari beberapa banyak bagian yang secara khas digambarkan atau diinterpretasikan sebagai emosi yang sering kali merupakan manifestasi dari kesehatan fisik seseorang.
Baca Juga: Terungkap! Motif Asli Ferdy Sambo Akhirnya Dibongkar Bharada E dalam Asesmen, LPSK: Iya, Sebaiknya..
Meskipun ada sebagian orang yang akan memperdebatkan bahwa mungkin saja seseorang merasa bahagia meskipun sedang dalam kondisi sakit.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Psychology Today, cara kedua adalah kualitas fisik seseorang menentukan batasan apa saja yang dapat dilakukan orang tersebut. Bahkan dalam situasi paling baik sekalipun, perasaan bahagia bisa berubah-ubah seperti cuaca.
Mengingat hubungan antara kebahagiaan dan kesehatan fisik serta mental, ditambah dengan adanya penelitian penelitian yang menunjukan bahwa hanya sekitar 2,7 persen orang di Amerika Serikat yang sekarang sehat secara fisik, tidak mengherankan jika tingkat kebahagiaan di Amerika Serikat menurun sejak tahun 1990-an.
Penelitian yang membahas tentang metabolisme tubuh dan ilmu saraf memberikan wawasan yang lebih tepat tentang bagaimana kesehatan fisik seseorang secara langsung dan tidak langsung mengatur kesejahteraan emosional orang tersebut.