kievskiy.org

Pernah Berempati Sama Pelaku Kejahatan? Waspada! Kamu Mungkin Mengidap Stockholm Syndrome

Ilustrasi pelaku kejahatan. Apa itu Stockholm Syndrome?
Ilustrasi pelaku kejahatan. Apa itu Stockholm Syndrome? /Pixabay/Sam Williams

PIKIRAN RAKYAT - Apakah pernah melihat seseorang atau diri sendiri ketika melihat peristiwa kejahatan, justru malah muncul empati terhadap pelaku?

Atau bisa juga saat menjadi korban dalam suatu tindakan kejahatan, bukannya marah malah empati terhadap pelaku.

Padahal sudah tau kalau pelaku kejahatan sudah membuat kesalahan besar dalam hidupnya, dan seharusnya menerima konsekuensi dari perbuatannya bukan malah dikasihani.

Baca Juga: 5 Hal Paling Menakutkan yang Terjadi pada Tubuh Jika Terus Depresi, Salah Satunya Menua Lebih Cepat

Entah rasa empati itu muncul karena sisi kemanusiaan, atau pelaku kejahatan yang dimaksud berperilaku baik.

Dalam dunia medis, kondisi seperti itu disebut sebagai Stockholm Syndrome, yang merupakan bentuk mekanisme koping untuk melindungi diri sendiri dari trauma.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Good Therapy, Stockholm Syndrome adalah kondisi psikologis, yang terjadi ketika seorang korban pelecehan merasa melekat atau terikat secara positif, dan berempati terhadap pelaku.

Baca Juga: Cacar Monyet pada Hewan Peliharaan: Gejala hingga Cara Mencegah

Biasanya empati terhadap pelaku kejahatan muncul ketika seseorang telah mengetahui latar belakang pelaku, kemudian motifnya melakukan tindakan kejahatan tersebut.

Maka saat seseorang menjadikan rasa empati sebagai pemakluman atas perbuatan jahat yang dilakukan orang lain, kondisi seperti ini disebut sebagai Stockholm Syndrome.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat