kievskiy.org

Peneliti Sorot Fenomena Parkir Khusus Perempuan, Seksisme atau Feminisme?

Ilustrasi parkir khusus wanita, ini kata peneliti.
Ilustrasi parkir khusus wanita, ini kata peneliti. /Pexels/Pixabay Pexels/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Akhir-akhir ini publik tengah ramai memperbincangkan tentang sarana parkir khusus perempuan yang kontroversial.

Awalnya, seorang komika menyindir tentang kehadiran sarana parkir khusus perempuan yang dianggap menunjukkan standar ganda.

Menurutnya, para penganut paham feminisme tidak hanya menginginkan perempuan untuk mandiri, melainkan juga minta diistimewakan.

Berbagai komentar yang berseliweran di media sosial pun dianggap salah dalam berpendapat tentang konsep fenimisme tersebut.

Baca Juga: The Commonwealth of Nations, Organisasi Persemakmuran yang Berisikan Negara Bekas Jajahan Inggris

"Banyak warganet yang kemudian ikut berkomentar bahwa ‘kekhususan’ semacam itu bertolak belakang dengan semangat feminisme yang menuntut kesetaraan antara perempuan dan laki-laki," ujar peneliti.

Adapun peneliti yang melakukan penelitian terhadap fenomena tersebut adalah Abdullah Faqih dari SMERU Research Institute, Intan Kusumaning Tiyas mahasiswa Erasmus University Rotterdam, dan Rizka Antika dari International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).

Bagaimana sejarah feminisme?

Untuk pertama kalinya, gerakan feminisme muncul pada abad ke-19. Gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang dalam sejarahnya dirampas oleh budaya dan struktur patriarki.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat