kievskiy.org

Minimnya Pengetahuan Tenaga Kesehatan, 85 Persen Penderita Alzheimer Tidak Dapat Perawatan

Ilustrasi penderita Alzheimer.
Ilustrasi penderita Alzheimer. /Pexels.com /Kindel Media Pexels.com /Kindel Media

PIKIRAN RAKYAT – Alzheimer merupakan penyakit demensia yang paling umum terjadi. Penyakit ini mengakibatkan turunnya kemampuan kognitif seiring dengan berjalannya waktu dan dapat menghilangkan daya ingat penderitanya.

Penderita Alzheimer umumnya dialami oleh usia lanjut (manula), yang mengakibatkan rusaknya otak dan turunnya kemampuan untuk mengingat, memahami, berkomunikasi, dan berpikir seiring berjalannya waktu.

Orang dengan demensia (ODD) penting untuk menjalani perawatan pascadiagnosis. Namun, World Azheimer's Report 2022 mengatakan dari total 55 juta ODD terdapat 85 persen orang penderita Alzheimer yang masih hidup lantaran tidak menerima perawatan pascadiagnosis.

Hasil dari laporan tersebut memprediksi jumlah penderita ODD akan mencapai 139 juta pada 2050.

Baca Juga: 3 Bukti Baru Dugaan Reza Arap Selingkuh dari Wendy Walters, Kepergok Berduaan di Kamar hingga Ribut Besar

Perawatan dan dukungan yang dilakukan pascadiagnosis berperan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Termasuk perawatan farmakologis dan non-farmakologis, caregiver, akses ke perawatan kesehatan, dukungan untuk aktivitas kehidupan sehari-hari, adaptasi di rumah, sosial inklusi dan kesempatan untuk beristirahat.

“Kami tidak mempertanyakan apakah penderita kanker memerlukan pengobatan. Jadi mengapa ketika orang menerima diagnosis demensia, mereka sering tidak ditawari pengobatan atau perawatan. Berulang kali, mereka hanya diminta untuk bersiap-siap untuk menyongsong akhir hidupnya,” ucap CEO Alzheimer's Disease International (ADI), Paola Barbarino.

Hal tersebut yang membuat pentingnya untuk meningkatkan tingkat perawatan pasca diagnosis demensia yang diakui sebagai hak asasi manusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat