kievskiy.org

Mengenal Penyakit Rhinitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Ilustrasi. Simak penjelasan mengenai rhinitis.
Ilustrasi. Simak penjelasan mengenai rhinitis. /Pexels/Andrea Piacquadio Pexels/Andrea Piacquadio

PIKIRAN RAKYAT - Rhinitis adalah reaksi tubuh yang menyebabkan iritasi serta pembengkakan di selaput lendir dalam hidung. Reaksi umum yang ditimbulkan dapat berupa pilek, hidung tersumbat, dan bersin yang terjadi secara terus-menerus.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan rhinitis, seperti infeksi virus, bakteri, atau alergen (senyawa yang menyebabkan alergi). Ada tiga jenis rhinitis yang dapat terjadi, yakni rhinitis alergi, rhinitis non-alergi, dan rhinitis infeksi.

1. Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah jenis rhinitis yang paling sering terjadi. Sesuai dengan namanya, rhinitis jenis ini dipicu oleh alergen yang ada di udara, umumnya berupa serbuk sari bunga, bulu hewan, atau debu. Alergen tersebut juga dapat memengaruhi mata hingga menyebabkan mata berair, memerah, terasa gatal, dan membengkak.

2. Rhinitis Non-alergi

Rhinitis non-alergi biasanya disebabkan oleh iritasi di bagian dalam hidung, menyebabkan hidung tersumbat, meler, bersin-bersin, dan indra penciuman yang berkurang. Rhinitis non-alergi bisa dipicu oleh demam, pergantian cuaca, aroma yang kuat, alkohol dan makanan pedas, serta hormon.

3. Rhinitis Infeksi

Rhinitis infeksi disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di hidung. Beberapa jenis virus tersebut antara lain adalah rhinovirus, coronavirus, virus influenza, virus adenoviridae, virus Human Parainfluenza Virus (HPIV), virus Respiratory Syncytial Virus (RSV), enterovirus, metapneumovirus, virus campak, hingga bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzea, dan Moraxella catarrhalis.

Sama dengan rhinitis jenis lainnya, gejala yang terjadi pada rhinitis jenis ini dapat berupa meler, bersin-bersin, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sakit kepala.

Rhinitis infeksi dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi terhadap virus influenza, Covid-19, adenoviridae, campak, rubella, serta bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, Corynebacterium diptheriae, Bacillus anthracis, dan Bordetella pertussis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat